Sabtu, 03 Desember 2016

Materi Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #7 REJEKI ITU PASTI, KEMULIAAN HARUS DICARI

Rejeki Itu Pasti, Kemuliaan Harus Dicari


Alhamdulillah setelah  melewati dua tahapan “Bunda Sayang” dan “Bunda Cekatan”  dalam proses pemantasan diri seorang ibu dalam memegang amanah-Nya, kini sampailah kita pada tahapan “Bunda Produktif”.

Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya “BERBINAR-BINAR"

Sehingga muncul semangat yang luar biasa dalam menjalani  hidup ini bersama keluarga dan sang buah hati.

Para Ibu di kelas Bunda Produktif  memaknai semua aktivitas sebagai sebuah proses ikhtiar menjemput rejeki.
Mungkin kita tidak tahu dimana rejeki kita, tapi rejeki akan tahu dimana kita berada.
Sang Maha Memberi  Rejeki sedang memerintahkannya untuk menuju diri kita”

Allah berjanji menjamin rejeki kita, maka melalaikan ketaatan pada-Nya, mengorbankan amanah-Nya,  demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminnya adalah kekeliruan besar

Untuk itu Bunda Produktif sesuai dengan value di Ibu Profesional adalah  

Bunda yang akan berikhtiar menjemput rejeki, tanpa harus meninggalkan amanah utamanya yaitu anak dan keluarga

Semua pengalaman para Ibu Profesional di  Bunda Produktif ini, adalah bagian aktivitas amalan para bunda untuk meningkatkan sebuah KEMULIAAN hidup.

“Karena REJEKI itu PASTI, KEMULIAAN lah yang harus DICARI"

Apakah dengan aktifnya kita sebagai ibu di dunia produktif akan meningkatkan kemuliaan diri kita, anak-anak dan keluarga? Kalau jawabannya” iya”, lanjutkan. Kalau jawabannya” tidak” kita perlu menguatkan pilar “bunda sayang” dan “bunda cekatan”, sebelum masuk ke pilar ketiga yaitu “bunda produktif”.

Tugas kita sebagai Bunda Produktif bukan untuk mengkhawatirkan rizqi keluarga, melainkan menyiapkan sebuah jawaban “Dari Mana” dan “Untuk Apa” atas setiap karunia yang diberikan untuk anak dan keluarga kita.

Maka

Bunda produktif di Ibu Profesional tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai sebuah kepuasan hidup, sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi banyak orang

Menjadi Bunda Produktif, tidak bisa dimaknai sebagai mentawakkalkan rejeki pada pekerjaan kita.
Sangat keliru kalau kita sebagai Ibu sampai berpikiran bahwa rejeki yang hadir di rumah ini karena pekerjaan kita.

Menjadi produktif itu adalah bagian dari ibadah, sedangkan rejeki itu urusan-Nya

Seorang ibu yang produktif itu agar bisa,
1⃣menambah syukur,
2⃣menegakkan taat 3⃣berbagi manfaat.

Rejeki tidak selalu terletak dalam pekerjaan kita, Allah berkuasa meletakkan sekendak-Nya

Maka segala yang bunda kerjakan di Bunda Produktif ini adalah sebuah ikhtiar, yang wajib dilakukan dengan sungguh-sungguh (Profesional).
Ikhtiar itu adalah sebuah laku perbuatan, sedangkan Rejeki adalah urusanNya.
Rejeki itu datangnya dari arah tak terduga,  untuk seorang ibu yang menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh dan selalu bertaqwa.

Rejeki hanya akan menempuh jalan yang halal, maka para Bunda Produktif perlu menjaga sikap saat menjemputnya,

Ketika sudah mendapatkannya ,jawab pertanyaan berikutnya “ Buat Apa?”. Karena apa yang kita berikan ke anak-anak dan keluarga, halalnya akan dihisab dan haramnya akan diazab.

Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Link video:

Sumber bacaan:
Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014

Ahmad Ghozali, Cashflow Muslim, Jakarta, 2010
Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015

Diskusi dan Tanya Jawab

1. Anisa
Yg saya tangkap dari materi 7 bunda produktif ini adalah lebih ke arah ikhtiar kita menjemput rejeki tanpa meninggalkan peran kita di keluarga. Produktif itu berarti menghasilkan ya? Berarti ada sesuatu yg didapat entah berupa materi atau kepuasan. Jika saya belum menemukan saya bisa produktif di bidang apa ( dalam hal ini mungkin lebih berkaitan dgn rejeki berupa materi ) untuk menghasilkan sesuatu apa itu berarti saya blm lulus di tahapan sebelumnya?
Jawab:
Ingat qoute dari pak Dodik, yang disampaikan bu Septi : "Bersungguh-sungguhlah di dalam, maka kau akan keluar dengan kesungguhan itu.
Fokuslah pada milestone yang telah dibuat, tingkatkan jam kerja, raih 10000 jam kerja hingga bisa menjadi profesional dibidang yang teh Anisa sukai.
Inilah 4 E (enjoy, easy, exelent, dan earn)
Perlu ditekankan bahwa bunda produktif tidak selalu dinilai dengan uang dan rupiah.
Diukur dari aspek kebermanfaatan
Uang akan mengikuti sebuah kesungguhan
Bukan bersungguh-sungguh karena uang
(Septi PW)
2. Putri
Teh...konteks materi d atas yang saya pahami adalah...kita boleh mencari rezeki asal tidak meninggalkan kewajiban sbg ibu dan istri.. Bgmana dg ibu bekerja yg 10 jam dluar rumah..meskipun bisa d bilang smua kewajiban sblm bahkan setelah kerja tlh d selesaikan...tp kan sisa waktu dg kluarga hanya sedikit dan mungkin lelah dg pekerjaan d ranah publik... Bgmna menyikpinya ya? Berati memang sebaiknya seorang ibu itu d rumah fokus, dg bisnisan sampingan ya
Jawab:
Super sekali teh putri, syarat seorang ibu yang bekerja di ranah publik adalah mempunyai energi yang double (klo istilah kendaraan, harus double garda)
Dengan catatan kalau dintempat kerja kita tampil cantik, di rumah harus lebih cantik, kalau di tempat kerja kita ramah pada klien, di rumah harus lebih ramah, kalau di tempat kerja kita fokus bekerja, dirumah harus lebih fokus lagi)
Dengan waktu kebersamaan yang sedikit, kita harus menciptakan quality time yang memorable.
Jangan lupa titipkan sama Allah yang Maha Menjaga dan Melindungi setiap mahluknya.
3. Michelle
Maaf jika sebelumnya pernah dibahas tapi masih belum ngeh 😊
Jika tahapan bunda sayang dan bunda cekatan belum berhasil atau masih dalam proses belajar bisakah langsung melangkah ke tahapan bunda produktif?
Kebetulan saat ini di amanahi ol shop menyediakan perlengkapan bayi,jadi harus belajar banyak juga tentang rule bisnisnya,apakah ini juga termasuk proses bunda produktif? Bolehkan tahapan bunda produktif diprioritaskan sambil mendalami bunsay dan buncek
Terimakasih
Jawab:➡
Bunda produktif berhubungan erat dengan apa yang kita suka dan kita bisa. Pertanyaannya adalah apakah dengan menjalani olshop saat ini adalah kesukaan teh michele?
Catatannya adalah: sebelum menjalani peran sebagai bunda produktif, hendaknya dikuatkan dulu peran kita di bunda sayang dan bunda cekatan, agar pondasinya kuat.
Jika memang terpaksa kita harus tetap menjalani peran bunda produktif sebelum tuntas di bunda sayang dan bunda cekatan. Hendaknya peran bunda sayang tetap menjadi prioritas utama. Misal : disaat yang sama ada klien yang menghubungi, dan anak kita minta ditemani main, maka anak kita lah yang jadi prioritas.
Oleh karena itu, time manajemen yang baik sangat diperlukan dalam hal ini.
BUNDA SAYANG
a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?
b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi?
c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak?

BUNDA CEKATAN
a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?
b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”.
c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?
d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga

BUNDA PRODUKTIF
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?
b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?
c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?
d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?

BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?
4. Diah
Teteh-teteh fasil dulu sempet resign karena saya sempet stress dgn manajemen waktu rumah tangga. Bunda sayang dan bunda cekatan sangat keteteran. Tadinya dengan resign mungkin urusan domestik bisa dihandle (nyatanya ga bisa juga). Setelah 9 bulan FTM (ceritanya) saya bekerja lagi (masuk bunda produktif). Jadi kalo jadwal saya longgar malah makin nyantai tp kalo penuh malah keteteran. Itu gimana ya? 🙈🙈🙈
Jawab:
Itu berarti, bunda cekatannya belum lulus, pertimbangkan lagi untuk tetap mengambil peran produktifnya.
Hebat teh Diah, berani mengambil keputusan besar. Setiap pilihan pasti selalu ada ujian dan tantangannya. Agar tidak keteteran, tempatkan sesuai dengan kapasitas diri. Jika harus bekerja, ambil yang tidak banyak menyita waktu, fikiran, tenaga kita. Karena kita harus totalitas juga di rumah. Jika merasa longgar, buat planning detil sesuai misihidup kita,bisa dilakukan dari rumah atau dengan pekerjaan yang lebih fleksibel.
Di buku Bunda Produktif dibahas..kisah2 galau seperti ini. Saya ingat kisah teh Isti, yang resign dari pekerjaan. Lalu beliau membuat planning detail setelah resign apa yang ingin dicapai.
5. Tsara
Teh, apakah mungkin kalau ternyata level produktif seseorang berhenti di bunda sayang dan bunda cekatan? Maksudnya, dia merasa produktif karena menjalankan tugasnya sebagai ibu di rumah dan istri bagi suaminya tanpa dengan sengaja berusaha untuk memperluas manfaatnya ke luar rumah. Mungkin manfaatnya ada sanak saudara, keluarga, atau kerabat yang melihat dan menjadikannya contoh ibu dan istri yang baik, tapi yang bersangkutan tidak melakukannya secara sadar. Atau tetap harus dicari yang di luar itu?
Jawab;
Inside out teh...
Saya kutip contoh dari bu Septi dengan pertanyaan sejenis ya : kata "hanya" mengurus anak dan rumah tangga itulah yang mengurangi keihklasan kita untuk mencapai kebahagiaan sebuah proses. Tapi itu wajar dialami semua ibu, saya saja di tahun-tahun awal juga mengalaminya. Merasa tidak berguna kalau hanya ngurus anak dan rumah tangga saja. ternyata saya ketemu kuncinya :
a. Saya belum menerima fitrah saya sebagai ibu, masih memikirkan ambisi pribadi, karena saat itu melihat teman-teman seangkatan sudah pada "keren-keren" bekerja di sebuah kantor/perusahaan. Ternyata definisi "keren" saya saat itu belum berubah, masih rata-rata pemahaman kebanyakan orang.
b. Saya tidak memaknai hari-hari saya sebagai sebuah proses produktifitas.
akhirnya saya switch mindset saya dengan kalimat pak dodik sebagai penguat
"bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan"
Akhirnya saya buat jam kerja saya bersama anak-anak menjadi jam produktif. Tempat saya punya laboratorium untuk melangkah ke ranah produktif. Saya maknai kebersamaan bersama anak-anak saya menjadi kegiatan dinamis dan sangat menyenangkan. Akhirnya Allah memberikan jalan rizki yang tak terkira.
Kebersamaan saya bersama anak 1 , diberi bonus usaha oleh Allah sebuah Jarimatika. Kebersamaan saya bersama anak no 2, menghasilkan abaca-baca, kebersamaan saya dengan anak no 3, menghasilkan Jari Qur'an. Setelah anak besar-besar, saya diberikan amanah School of Life Lebah Putih dan Ibu Profesional.
Janji Allah pasti adanya.....tinggal bagaimana cara kita memaknainya ✅
6. Winny
Bisa dijelaskan mengenai "meningkatkan kemuliaan diri kita, anak-anak,  dan keluarga", teh?
Kalau untuk mewujudkan misi spesifik hidup saya harus sering meninggalkan anak, apakah masih bisa dikatakan "meningkatkan kemuliaan"?
Jawab:
Saat semua diniatkan untuk ibadah, untuk kemuliaan diri, keluarga bahkan kebaikan yang lebih luas lagi..InsyaAllah semua bernilai ibadah dan mulia. Allah Maha Tahu. Saya selalu terngiang dengan prinsip ini, semasa kuliah saat mesti memilih akademik atau rapat?. Jadi terbawa pelajaran kehidupan. "Allah tidak akan pernah membenturkan dua kebaikan". Keduanya jalani sepenuh tekad. Saat harus meninggalkan anak, anak sudah save dengan standar (arahan) kita..tak lepas doa. Serahkan semua kepada Allah, sebaik2 penolong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar