Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar,
Bagaimana sudah makin mantap dengan jurusan ilmu yang
dipilih? kalau sudah, sekarang mari kita belajar bagaimana caranya belajar. Hal
ini akan sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang teman-teman
buat. Sehingga ketika teman-teman membuat kurikulum unik (customized
curriculum) untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi
setahap karena kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.
Sebagaimana yang sudah kita pelajari di materi sebelumnya,
bahwa semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir. Tetapi mengapa
sekarang ada orang yg senang belajar dan ada yang tidak suka
belajar.
Suatu pelajaran yang menurut kita berat jika dilakukan
dengan senang hati maka pelajaran yang berat itu akan terasa ringan, dan
sebaliknya pelajaran yang ringan atau mudah jika dilakukan dengan terpaksa maka
akan terasa berat atau sulit.
Jadi suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan
bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran. Lebih kepada rasa.
Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru
tantangan
Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih dapat kita
rasakan bahwa dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah.
Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali.
Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda
dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak
kita mundur beberapa langkah dari jamannya.
Apa yang perlu kita persiapkan untuk kita dan anak kita ?
Kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal :
1⃣Belajar hal berbeda
2⃣Cara belajar yang berbeda
3⃣Semangat Belajar yang berbeda
๐ Belajar Hal Berbeda
Apa saja yang perlu di pelajari ?
yaitu dengan belajar apa saja yang bisa:
๐Menguatkan Iman,
ini adalah dasar yang amat penting bagi anak-anak kita untuk
meraih masa depannya
๐Menumbuhkan karakter yang baik.
๐Menemukan passionnya (panggilan hatinya)
Jika dulu kita dilatih untuk terampil menjawab, maka
latihlah anak kita untuk terampil bertanya Keterampilan bertanya ini akan dapat
membangun kreatifitas anak dan pemahaman terhadap diri dan dunianya.
Kita dapat menggunakan jari tangan kita sebagai salah satu
cara untuk melatih keterampilan anak2 kita untuk bertanya.
Misalnya :
๐Ibu jari : How
๐Jari telunjuk : Where
✋Jari tengah : What
✋Jari manis : When
✋Jari kelingking : Who
๐Kedua telapak tangan di buka : Why
๐Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka
: Which one.
Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekarang ajak
anak kita untuk mengembangkan struktur berfikir. Anak tidak hanya sekedar
menghafal akan tetapi perlu juga dilatih untuk mengembangkan struktur
berfikirnya
Jika dulu kita hanya pasif mendengarkan, maka latih anak
kita dg aktif mencari. Untuk mendapatkan informasi tidak sulit hanya butuh
kemauan saja.
Jika dulu kita hanya menelan informasi dr guru bulat-bulat,
maka ajarkan anak untuk berpikir skeptik
Apa itu berpikir skeptik ?
Berpikir Skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang
didapat bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya
dengan melihat sumber-sumber yang lebih valid.
Semangat Belajar Yang berbeda
Semangat belajar yang perlu ditumbuhkan pada anak kita
adalah :
๐Tidak hanya sekedar mengejar nilai rapor akan
tetapi memahami subjek atau topik belajarnya.
๐Tidak sekedar meraih ijazah/gelar tapi kita ingin
meraih sebuah tujuan atau cita-cita.
Ketika kita mempunyai sebuah tujuan yang jelas maka pada
saat berada ditempat pendidikan kita sudah siap dengan sejumlah
pertanyaan-pertanyaan. Maka pada akhirnya kita tidak sekedar sekolah tapi kita
berangkat untuk belajar (menuntut ilmu).
Yang harus dipahami,
Menuntut Ilmu bukan hanya saat sekolah, tetapi dapat
dilakukan sepanjang hayat kita
Bagaimanakah dengan Strategi Belajarnya?
• Strategi belajar nya adalah
dengan menggunakan
Strategi Meninggikan Gunung bukan meratakan lembah
Maksudnya adalah dengan menggali
kesukaan, hobby, passion, kelebihan, dan kecintaan anak-anak kita
terhadap hal2 yg mereka minati dan kita sebagai orangtuanya mensupportnya
semaksimal mungkin.
Misalnya jika anak suka bola maka mendorongnya dengan memasukkannya
pada club bola, maka dengan sendirinya anak akan melakukan proses
belajar dengan gembira.
๐ซ Sebaliknya jangan meratakan lembah
yaitu dengan menutupi kekurangannya,
Misalnya apabila anak kita tidak pandai matematika justru
kita berusaha menjadikannya untuk menjadi pandai matematika dengan menambah
porsi belajar matematikanya lebih sering (memberi les misalnya).
Ini akan menjadikan anak menjadi semakin stress.
Jadi ketika yang kita dorong pada anak-anak kita adalah
keunggulan / kelebihannya maka anak-anak kita akan melakukan proses belajar
dengan gembira.
Orang tua tidak perlu lagi mengajar atau menyuruh-nyuruh
anak untuk belajar akan tetapi anak akan belajar dan mengejar sendiri terhadap
informasi yang ingin dia ketahui dan dapatkan. Inilah yang membuat anak belajar
atas kemauan sendiri, hingga ia melakukannya dengan senang hati.
Bagaimanakah membuat anak menjadi anak yang suka belajar ?
Caranya adalah :
1⃣ Mengetahui apa yang anak-anak
mau / minati
2⃣Mengetahui tujuannya, cita-citanya
3⃣Mengetahui passionnya
Jika sudah mengerjakan itu semua maka anak kita akan
meninggikan gunungnya dan akan melakukannya dengan senang hati.
Baik saja itu tidak cukup,tetapi kita juga harus punya nilai
lebih (yang membedakan kita dengan orang lain).
Peran kita sebagai orang tua :
๐จ๐ฉ๐ง๐งSebaga
pemandu : usia 0-8 tahun.
๐จ๐ฉ๐ง๐งSebagai
teman bermain anak-anak kita : usia 9-16 tahun.
kalau tidak maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan
lebih dekat/percaya dengan temannya
๐จ๐ฉ๐ง๐งsebagai
sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun keatas.
Cara mengetahui passion anak adalah :
1⃣ _Observation_ (
pengamatan)
2⃣ _engage_(terlibat)
3⃣ _watch and listen_ ( lihat
dan dengarkan suara anak)
Perbanyak ragam kegiatan anak, olah raga, seni dan
lain-lain.
Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan
mencermati terhadap hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari
waktu ke waktu.
Diajak diskusi tentang kesenangan anak, kalau memang suka
maka kita dorong.
Cara mengolah kemampuan berfikir Anak dengan :
1⃣Melatih anak untuk belajar
bertanya,
Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya
mengenai suatu obyek.
2⃣Belajar menuliskan hasil
pengamatannya Belajar untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya
3⃣Presentasi yaitu mengungkapkan
akan apa yang telah didapatkan/dipelajari
4⃣Kemampuan berfikir pada balita
bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.
Selamat belajar dan menjadi teman belajar anak-anak kita,
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Sumber bacaan :
_Dodik Mariyanto, Learning How to Learn, materi workshop,
2014_
_Joseph D Novak, Learning how to learn, e book, 2009_
Tanya Jawab dan Diskusi
1. Mutia
a. Pada usia anak berapa kita bisa mengenalkan beragam kegiatan pada anak?
b. yg dimaksud mengenalkan itu, apakah dengan ikut les ini dan itu ataukah seperti apa?
c. Melihat 2 ponakan saya pada rentang usia 1,5-3 tahun mereka aktif bertanya ini apa? Apa? Apa? Dan apa? Apakah direntang usia itukah kita juga mulai mengajarkan anak bertanya? Dengan cara bagaimana? Kalo diperhatikan secara naluriah memang diusia itu mereka begitu banyak bertanya... Haturnuhun (Catatan : saya belum punya anak ๐)
Jawab:
a. Sedini mungkin teh..tentunya disesuaikan dengan milestone perkembangan anak. Usia bayi pun sudah bisa (harus) dikenalkan dengan berbagai kegiatan. Misalnya mestimulus respon sensorisnya. Pendengaran, penglihatan, indra peraba, perkenalan dgn keluarga inti. Beberapa ahli berpendapat bahwa proses belajar sudah dimulai sejak janin berdetak dalam kandungan✅
b. Anak akan belajar secara natural saat dia mengalami. Jadi, perbanyak kegiatan bersama anak. Biarkan dia menjadi pelaku utamanya, orangtua sebagai fasilitator sekaligus observer. Kaya Kegiatan akan membuat anak Kaya Wawasan, sehingga kelak anak akan Kaya Gagasan.
Konsep Les sebaiknya diikuti saat anak sudah menemukan bakat spesifiknya. Les menjadi sarana mempertajam skillnya. Belajar bersama maestro (ahli) ✅
c. Betul sekali Teh Muti.. setelah bisa berbicara, mulai usia 2tahun anak mulai sering bertanya. "Ini Apa..?" Lalu "kenapa?". Bertanya adalah modal belajar yang sangat penting: Intellectual Curriousity nya mulai muncul. Kita bantu agar anak puas dengan curriousnya, atau pancing agar anak tambah currious. Rasa ingin tahu yang subur mendorong anak ingin belajar secara alami sesuai dengan gayanya.
Teh Muti bisa membuat Dialy IC activity. Contoh IC activity (Pengalaman awal2 IC):
Aktivitas: berjemur pagi (Anak mengalami).
Saya: Hangat ya... terang ya.. silau..
Shafa: Iya..anget
Saya: Kok hangat, ada *Apa* ya..?
Shafa: Matahariii.
(Beri apresiasi. Pintar..dsb)
saya: Apa ya manfaat matahari?
Biarkan anak menjawab sendiri.
Kemudian, kita pandu.
Saya: *Siapa* yang menciptakan Matahari?
Sisipkan nilai keimanan dan imaji2 positif tentang Tuhannya. Allah baik ya menciptakan matahari.
IC bisa dikembangkan berdasarkan usia anak. Next:
*Mengapa* matahari itu panas?.
*Berapa* suhu matahari?.
*Bagaimana jika* tidak ada matahari?.
Bagaimana jika energi matahari digunakan untuk mobil?, dsb..
Alam sekitar, benda-benda di rumah, bisa dijadikan sarana menumbuhkan IC ✅
a. Pada usia anak berapa kita bisa mengenalkan beragam kegiatan pada anak?
b. yg dimaksud mengenalkan itu, apakah dengan ikut les ini dan itu ataukah seperti apa?
c. Melihat 2 ponakan saya pada rentang usia 1,5-3 tahun mereka aktif bertanya ini apa? Apa? Apa? Dan apa? Apakah direntang usia itukah kita juga mulai mengajarkan anak bertanya? Dengan cara bagaimana? Kalo diperhatikan secara naluriah memang diusia itu mereka begitu banyak bertanya... Haturnuhun (Catatan : saya belum punya anak ๐)
Jawab:
a. Sedini mungkin teh..tentunya disesuaikan dengan milestone perkembangan anak. Usia bayi pun sudah bisa (harus) dikenalkan dengan berbagai kegiatan. Misalnya mestimulus respon sensorisnya. Pendengaran, penglihatan, indra peraba, perkenalan dgn keluarga inti. Beberapa ahli berpendapat bahwa proses belajar sudah dimulai sejak janin berdetak dalam kandungan✅
b. Anak akan belajar secara natural saat dia mengalami. Jadi, perbanyak kegiatan bersama anak. Biarkan dia menjadi pelaku utamanya, orangtua sebagai fasilitator sekaligus observer. Kaya Kegiatan akan membuat anak Kaya Wawasan, sehingga kelak anak akan Kaya Gagasan.
Konsep Les sebaiknya diikuti saat anak sudah menemukan bakat spesifiknya. Les menjadi sarana mempertajam skillnya. Belajar bersama maestro (ahli) ✅
c. Betul sekali Teh Muti.. setelah bisa berbicara, mulai usia 2tahun anak mulai sering bertanya. "Ini Apa..?" Lalu "kenapa?". Bertanya adalah modal belajar yang sangat penting: Intellectual Curriousity nya mulai muncul. Kita bantu agar anak puas dengan curriousnya, atau pancing agar anak tambah currious. Rasa ingin tahu yang subur mendorong anak ingin belajar secara alami sesuai dengan gayanya.
Teh Muti bisa membuat Dialy IC activity. Contoh IC activity (Pengalaman awal2 IC):
Aktivitas: berjemur pagi (Anak mengalami).
Saya: Hangat ya... terang ya.. silau..
Shafa: Iya..anget
Saya: Kok hangat, ada *Apa* ya..?
Shafa: Matahariii.
(Beri apresiasi. Pintar..dsb)
saya: Apa ya manfaat matahari?
Biarkan anak menjawab sendiri.
Kemudian, kita pandu.
Saya: *Siapa* yang menciptakan Matahari?
Sisipkan nilai keimanan dan imaji2 positif tentang Tuhannya. Allah baik ya menciptakan matahari.
IC bisa dikembangkan berdasarkan usia anak. Next:
*Mengapa* matahari itu panas?.
*Berapa* suhu matahari?.
*Bagaimana jika* tidak ada matahari?.
Bagaimana jika energi matahari digunakan untuk mobil?, dsb..
Alam sekitar, benda-benda di rumah, bisa dijadikan sarana menumbuhkan IC ✅
2. Michelle
a. Teh untuk peran kita sebagai ortu usia 0-8 thn sebagai pemandu, boleh dijabarkan dan dicontohkan seperti apa?
b. Ketika anak bertanya hal2 yg kita belum tau jawaban nya
bagaimana kiat2 menjawab ke anak, apakah sementara bisa di 'pending' dulu,misal "nanti jawaban nya bunda peer in dulu ya" atau dijawab sekena nya saja? Karena umumnya anak2 pasti ngejar bertanya sampai dapet jawaban yg memuaskan ๐
Nuhun
Jawab
a. Orangtua sebagai fasilitator: menemani aktifitas belajar anak, seperti jawaban no.1. Selain itu ortu sebagai observer dan evaluator. Membuat kurikulum dan lesson plan sesuai karakteristik khas anak ✅
b. Betul sekali teh..anak akan terus bertanya. Jika kita tidak tahu, bisa dengan mencari jawaban bersama dengan anak. "Yuk, kita buka buku", atau internet. Mencari jawaban yang berkolerasi, tidak tepat tidak mengapa. Yang terpenting interaksi dari hati ke hati dan apresiasi kita terhadap keingintahuannya ✅
a. Teh untuk peran kita sebagai ortu usia 0-8 thn sebagai pemandu, boleh dijabarkan dan dicontohkan seperti apa?
b. Ketika anak bertanya hal2 yg kita belum tau jawaban nya
bagaimana kiat2 menjawab ke anak, apakah sementara bisa di 'pending' dulu,misal "nanti jawaban nya bunda peer in dulu ya" atau dijawab sekena nya saja? Karena umumnya anak2 pasti ngejar bertanya sampai dapet jawaban yg memuaskan ๐
Nuhun
Jawab
a. Orangtua sebagai fasilitator: menemani aktifitas belajar anak, seperti jawaban no.1. Selain itu ortu sebagai observer dan evaluator. Membuat kurikulum dan lesson plan sesuai karakteristik khas anak ✅
b. Betul sekali teh..anak akan terus bertanya. Jika kita tidak tahu, bisa dengan mencari jawaban bersama dengan anak. "Yuk, kita buka buku", atau internet. Mencari jawaban yang berkolerasi, tidak tepat tidak mengapa. Yang terpenting interaksi dari hati ke hati dan apresiasi kita terhadap keingintahuannya ✅
3. Seruni
a. Bagaimana menyikapi anak yang gemar bertanya yang kelewat kritis? Terkadang kapasitas keilmuan kita kurang memadai untuk menjawab semua pertanyaannya. Khawatir jawaban yang kurang memuaskan membuatnya jadi malas bertanya dan melemahkan intelectual curiousity-nya.
b. Jika kita fokus meninggikan gunung, apakah cukup bijak dengan 'membiarkan' kelemahannya? Apakah salah jika kita mencari cara / trik belajar agar anak menyenangi pelajaran yang tidak disukainya?
syukran. ๐
Jawab:
a. Mirip dengan pertanyaan Teh Michelle No.2 ya teh ✅
b. Triknya, bisa melalui hal yang disukainya teh. Cerita yang saya dapat dari seminar IIP oleh Bu Septi. Seorang anak Dosen kimia Univ ternama, anaknya tidak suka kimia sama sekali, dia suka seni dan ingin masuk FSRD. Pada awalnya sang ayah menilai itu seperti tidak pantas. Setelah diskusi dengan abah Rama, sang Ayah luluh. Si anak lolos FSRD. Saat kuliah, ada pelajaran material yang isinya adalah ilmu kimia. Anaknya menjadi suka kimia dan execellent.
Itulah mengapa, kita fokus pada gunungnya bukan lembah ✅
a. Bagaimana menyikapi anak yang gemar bertanya yang kelewat kritis? Terkadang kapasitas keilmuan kita kurang memadai untuk menjawab semua pertanyaannya. Khawatir jawaban yang kurang memuaskan membuatnya jadi malas bertanya dan melemahkan intelectual curiousity-nya.
b. Jika kita fokus meninggikan gunung, apakah cukup bijak dengan 'membiarkan' kelemahannya? Apakah salah jika kita mencari cara / trik belajar agar anak menyenangi pelajaran yang tidak disukainya?
syukran. ๐
Jawab:
a. Mirip dengan pertanyaan Teh Michelle No.2 ya teh ✅
b. Triknya, bisa melalui hal yang disukainya teh. Cerita yang saya dapat dari seminar IIP oleh Bu Septi. Seorang anak Dosen kimia Univ ternama, anaknya tidak suka kimia sama sekali, dia suka seni dan ingin masuk FSRD. Pada awalnya sang ayah menilai itu seperti tidak pantas. Setelah diskusi dengan abah Rama, sang Ayah luluh. Si anak lolos FSRD. Saat kuliah, ada pelajaran material yang isinya adalah ilmu kimia. Anaknya menjadi suka kimia dan execellent.
Itulah mengapa, kita fokus pada gunungnya bukan lembah ✅
4. Winny
a. Saya tidak paham dengan "metode jari tangan untuk melatih kemampuan bertanya anak". Bisa dijelaskan lebih detail, teh?
b. Teh, bisa diberikan tips dan trik menjalankan peran orangtua sebagai pemandu, teman bermain, dan sahabat anak yang sebaiknya?
Saya pernah mengamati orangtua yang sangat dekat dengan anak dan menjadi teman bermain/sahabat namun anak2nya menjadi melewati batas etika dan kurang menghormati orangtuanya. Bagaimana kita menjalankan 3 peran itu namun tetap berada di koridor etika orangtua-anak?
Jawab
a. Ada di video ya✅
b. Itu sebabnya adab sebelum ilmu itu sangat penting. Internalisasi nilai2, akhlak, budaya keluarga menjadi bekal mendasar. Orangtua perlu memiliki wibawa (prinsip). Cair saat bermain, tapi tegas (konsisten) pada aturan. Usia balita belum mengerti norma, jika ada penyimpangan segera diluruskan tanpa hukuman. Jangan sampai ada trauma. Usia diatas 7 tahun sudah ditegaskan hitam putih, 10 tahun jika masih menyimpang perlu dihukum ✅
a. Saya tidak paham dengan "metode jari tangan untuk melatih kemampuan bertanya anak". Bisa dijelaskan lebih detail, teh?
b. Teh, bisa diberikan tips dan trik menjalankan peran orangtua sebagai pemandu, teman bermain, dan sahabat anak yang sebaiknya?
Saya pernah mengamati orangtua yang sangat dekat dengan anak dan menjadi teman bermain/sahabat namun anak2nya menjadi melewati batas etika dan kurang menghormati orangtuanya. Bagaimana kita menjalankan 3 peran itu namun tetap berada di koridor etika orangtua-anak?
Jawab
a. Ada di video ya✅
b. Itu sebabnya adab sebelum ilmu itu sangat penting. Internalisasi nilai2, akhlak, budaya keluarga menjadi bekal mendasar. Orangtua perlu memiliki wibawa (prinsip). Cair saat bermain, tapi tegas (konsisten) pada aturan. Usia balita belum mengerti norma, jika ada penyimpangan segera diluruskan tanpa hukuman. Jangan sampai ada trauma. Usia diatas 7 tahun sudah ditegaskan hitam putih, 10 tahun jika masih menyimpang perlu dihukum ✅
5. Asfira
Assalaamualaykum..Saya ingin bertanya. Jika tidak disarankan untuk meratakan lembah, bagaimana caranya utk memotivasi anak agar semangat mengejar ketertinggalan di bidang studi tertentu? Kasusnya: anak saya yg kls 4, biasanya suka matematika, dan dia cukup mampu. Tapi 2 bulan lalu dia sempat tidak masuk sekolah selama 3 pekan karena sakit, dan ketinggalan banyak pelajaran, termasuk matematika. Ternyata bab2 yg tertinggal cukup susah, dan dia tiba2 stress berat kalau diajak oleh saya belajar bab tersebut. Bagaimana caranya untuk membuat anak saya enjoy kembali dg matematika? Karena sekarang dia cenderung berpikiran matematika itu terlalu sulit, dan jadi ogah2an utk belajar, padahal saya tau kalau dia sebenarnya mampu asalkan sudah mengerti dan banyak melakukan latihan soal. Terima kasih...
Jawab:
๐ TFM
Assalaamualaykum..Saya ingin bertanya. Jika tidak disarankan untuk meratakan lembah, bagaimana caranya utk memotivasi anak agar semangat mengejar ketertinggalan di bidang studi tertentu? Kasusnya: anak saya yg kls 4, biasanya suka matematika, dan dia cukup mampu. Tapi 2 bulan lalu dia sempat tidak masuk sekolah selama 3 pekan karena sakit, dan ketinggalan banyak pelajaran, termasuk matematika. Ternyata bab2 yg tertinggal cukup susah, dan dia tiba2 stress berat kalau diajak oleh saya belajar bab tersebut. Bagaimana caranya untuk membuat anak saya enjoy kembali dg matematika? Karena sekarang dia cenderung berpikiran matematika itu terlalu sulit, dan jadi ogah2an utk belajar, padahal saya tau kalau dia sebenarnya mampu asalkan sudah mengerti dan banyak melakukan latihan soal. Terima kasih...
Jawab:
๐ TFM
Sampaikan matematika dengan cara yang disukai anak. Saya teringat sharing dari teh Dita Wulandari yang menjalankan HS. Saat itu beliau mengajar konsep pembagian pada anaknya. Bermacam cara ditempuh, anaknya belum paham, makin lama malah makin enggan saat sesi belajar matematika. Teh Dita memikirkan cara lain. Maka dibiarkannya saja dulu sang anak bermain. Sesi matematika skip. Ternyata momen AHAnya ada saat bermain lego. Saat melihat sang anak antusias sekali bermain lego, teh Dita memegang beberapa lego dan menyusunnya. Jadilah bahan pembelajaran pembagian.
Respon sang anak, "Oh, jadi pembagian itu begitu bunda? Kalau begitu saja, aku bisaaa..."
Muatan materinya sama, tapi metode belajarnya yang sesuai/disukai anak.
Respon sang anak, "Oh, jadi pembagian itu begitu bunda? Kalau begitu saja, aku bisaaa..."
Muatan materinya sama, tapi metode belajarnya yang sesuai/disukai anak.
Catatan: pelajaran yang wajib di pelajari oleh seorang anak adalah bahasa dan matematika. Jadi mau gak mau pelajaran matematika harus diberikan, makanya bu Septi memasukan matematika di kurikulum bunda sayang.
Pernyataan ini saya dapatkan di SfHF (school for homeschool facilitator) bulan maret yang lalu. Memang tidak ada sumber khusus yang mewajibkan matematika dan bahasa menjadi menu wajib pendidikan anak.
Itu adalah menu wajib yang di berlakukan di padepokan margosari.Dengan pertimbangan bahwa dengan mempelajari matematika sang anak akan berpikir sesuai dengan logikanya dan melatih truktur berpikir. Dan bahasa adalah alat penunjang penting untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Sebagai modal untuk mempelajari hal2 yang lain.
Mohon maaf bila saya ceroboh dg tidak menuliskan sumbernya. ๐๐๐
Setiap keluarga bebas menentukan menu wajib bagi pendidikan anak2nya.✅
Pernyataan ini saya dapatkan di SfHF (school for homeschool facilitator) bulan maret yang lalu. Memang tidak ada sumber khusus yang mewajibkan matematika dan bahasa menjadi menu wajib pendidikan anak.
Itu adalah menu wajib yang di berlakukan di padepokan margosari.Dengan pertimbangan bahwa dengan mempelajari matematika sang anak akan berpikir sesuai dengan logikanya dan melatih truktur berpikir. Dan bahasa adalah alat penunjang penting untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Sebagai modal untuk mempelajari hal2 yang lain.
Mohon maaf bila saya ceroboh dg tidak menuliskan sumbernya. ๐๐๐
Setiap keluarga bebas menentukan menu wajib bagi pendidikan anak2nya.✅
๐ Deasy
Kapanpun&dimanapun sejatinya anak2 kita bisa belajar apa saja. Krn Allah telah instalkan fitrah belajar pada diri mereka. Tinggal ortunya yang sabar niteni ๐.
Kalau kata seorang praktisi pendidikan berlingkung (bang Ical), manfaatkan RuaNGakal, Tahapannya sederhana: Empati, Imajinasi, Solusi (Emisol) ๐๐พ
Kalau kata seorang praktisi pendidikan berlingkung (bang Ical), manfaatkan RuaNGakal, Tahapannya sederhana: Empati, Imajinasi, Solusi (Emisol) ๐๐พ
Setiap keluarga unik, setiap anak istimewa. Shgga bebas menginspirasi&mengeksplore fitrah belajar&bakat yg sudah ada dlm dirinya. Cmiiw๐๐พ๐๐
6. Sri
Mengenai meratakan lembah, misal : anak tidak terlalu menonjol dalam matematika atau malah tidak suka, dan kita pun sebagai fasilitator tidak memaksakan untuk terus menerus memberikan stimulasi tentang matematika.
Nah someday kita coba ubah strateginya, tidak memasang target anak harus bisa matematika A B C dalam waktu sekian (walau pasti akan memakan waktu yang lebih lama). Tentunya dengan aktifitas yang menyenangkan si anak dan tanpa paksaan.
Tapi apa itu tetap berusaha meratakan lembah?
Mohon masukkannya teh ๐๐ป
Jawab :
Sepemahaman saya tidak teh. Pelajaran yang terlihat menjadi momok bagi anak, perlu ditelusuri lebih lanjut. Apakah anak
memang lemah di bidang tersebut? Atau, metode penyampaian materinya yang tidak sesuai dengan anak?
Bisa jadi karena metode penyampaiannya yang kurang pas. Untuk ini perlu belajar dengan cara yang berbeda. Bisa dimulai dari hal-hal yang disukai anak. ✅
Mengenai meratakan lembah, misal : anak tidak terlalu menonjol dalam matematika atau malah tidak suka, dan kita pun sebagai fasilitator tidak memaksakan untuk terus menerus memberikan stimulasi tentang matematika.
Nah someday kita coba ubah strateginya, tidak memasang target anak harus bisa matematika A B C dalam waktu sekian (walau pasti akan memakan waktu yang lebih lama). Tentunya dengan aktifitas yang menyenangkan si anak dan tanpa paksaan.
Tapi apa itu tetap berusaha meratakan lembah?
Mohon masukkannya teh ๐๐ป
Jawab :
Sepemahaman saya tidak teh. Pelajaran yang terlihat menjadi momok bagi anak, perlu ditelusuri lebih lanjut. Apakah anak
memang lemah di bidang tersebut? Atau, metode penyampaian materinya yang tidak sesuai dengan anak?
Bisa jadi karena metode penyampaiannya yang kurang pas. Untuk ini perlu belajar dengan cara yang berbeda. Bisa dimulai dari hal-hal yang disukai anak. ✅
7. Dwi
Kalo anak suka matematika (usia 8thn), contoh stimulasinya apa aja ya kira2 teh?
Jawab:
Jawab:
๐ Sri
Ini ada sedikit catatan kecil saya ketika ikut diskusi bunda sayang bab gemar matematika di RB Cikutra beberapa bulan lalu. Dan mulai saya terapkan pada Hana (almost 3y)
***
Ada beberapa kasus anak kurang tertarik dengan math, cenderung bosan, sulit memahami. Nah, Teh Dita, sebagai narasumber diskusi ini, menyarankan agar anak mulai belajar math dengan proses berikut --> mengenal bilangan --> proses membilang --> simbol bilangan. Proses tsb haruslah dilalui anak secara berurutan dan bertahap agar anak tidak bingung.
Selain hal tadi, faktor lain yang mendukung anak untuk menyukai math adalah mulailah bermain dengan hal yang kongkret terlebih dahulu sebelum hal abstrak. Misalnya, tunjukan bilangan satu dengan adanya satu buah apel di depan si anak. Hindari memberikan worksheet (walaupun sederhana dan bergambar menarik) sebelum anak paham dengan konsep yang kongkret.
***
Ada beberapa kasus anak kurang tertarik dengan math, cenderung bosan, sulit memahami. Nah, Teh Dita, sebagai narasumber diskusi ini, menyarankan agar anak mulai belajar math dengan proses berikut --> mengenal bilangan --> proses membilang --> simbol bilangan. Proses tsb haruslah dilalui anak secara berurutan dan bertahap agar anak tidak bingung.
Selain hal tadi, faktor lain yang mendukung anak untuk menyukai math adalah mulailah bermain dengan hal yang kongkret terlebih dahulu sebelum hal abstrak. Misalnya, tunjukan bilangan satu dengan adanya satu buah apel di depan si anak. Hindari memberikan worksheet (walaupun sederhana dan bergambar menarik) sebelum anak paham dengan konsep yang kongkret.
๐ TFM
Misal, saat menaiki anak tangga sambil berhitung.
8. Seruni
Kenapa matematika jadi kurikulum wajib, teh?
apa karena hampir semua aspek kehidupan kita berhubungan dengan perhitungan? atau ada motif khusus, teh?
apa karena hampir semua aspek kehidupan kita berhubungan dengan perhitungan? atau ada motif khusus, teh?
Jawab :
Putri
Kalau waktu saya kuliah, dosen kalkulus saya blg.. matematika itu sebenarnya untuk melatih pola pikir, teh.. *cmiiw
9. Damayanti
Teteh mau nanya.. bagaimana dengan anak yg tidak mudah bergaul.. apakah kita biarkan saja atau tetap kita 'cemplungin' di tengah2 orang banyak? Apa ini termasuk meratakan lembah?
Jawab:
Deasy
Izin berbagi.
Teh Damayanti. Utk anak yg masih di bawah 7thn, masih wajar klau belum mudah bergaul krn masih masa egosentris. Anak masih dlm fase mengenal&memahami keluarga inti&lingkungan terdekat. Klau sdh 7thn ke atas, baru mulai diberi ruang utk bersosialisasi lbh luas.
Teh Damayanti. Utk anak yg masih di bawah 7thn, masih wajar klau belum mudah bergaul krn masih masa egosentris. Anak masih dlm fase mengenal&memahami keluarga inti&lingkungan terdekat. Klau sdh 7thn ke atas, baru mulai diberi ruang utk bersosialisasi lbh luas.
10. Seruni
matematika wajib ya.. kalo bahasa, maksudnya bahasa ibu?
Jawab :
Iya, untuk awal bahasa ibu, di atas 7 tahun boleh diperkenalkan bahasa asing.
Iya, untuk awal bahasa ibu, di atas 7 tahun boleh diperkenalkan bahasa asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar