Kamis, 27 April 2017

Mengenali Gaya Belajar Anak - Day 2

Husna Belanja ke Warung


Setiap hari husna kebagian untuk pergi belanja ke warung kalau pas bunda perlu sesuatu. Kalau ke warung husna semangat banget karena itu artinya dia bakal ketemu orang, jalan-jalan (walau warungnya deket rumah ๐Ÿ˜) dan bisa sambil main keluar (walau sebentar). Tapii yang bikin bunda kesel kadang - kadang kalo udah pergi, ga lama dia balik lagi.. bilang "bun, tadi teh nyuruh beli apa ya? Lupaa" 

Yah, kalau bunda lagi suasana hatinya bagus bunda fine- fine aja husna bolak-balik gitu, tp klo bunda lagi cape, buru-buru, dll kadang omelan bunda keluar mengikuti intruksi untuk belanja ke warung *duuh maafin bunda ya husna sayang ๐Ÿ˜Ÿ

Setelah bunda perhatikan dan amati lagi, ternyata kejadian ini ga hanya satu dua kali, tapi sering ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚ makin sering ke warung makin sering kejadian Lupa atau salah beli terjadi sama husna. Tapi dia semangat banget kalau dimintai tolong bunda belanja ke warung. Malah tanpa diminta, husna menawarkan diri.

Ternyata dari hasil pengamatan dan pelajaran yang bunda dapet tentang gaya belajar anak, itu mengacu pada tanda - tanda gaya belajar visual dimana salah satu cirinya adalah mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal dan seringkali minta bantuan orang mengulanginya.

Nah husna banget kan itu ๐Ÿ˜  dan memang kalau daftar belanja agak banyak yang bikin husna harus banyak hafal, husna minta bunda untuk menuliskan apa - apa yang mau dibeli. Walaupun itu hanya 4 item saja misalnya (karena biasanya paling banyak 4 item, itupun jarang. Seringnya 2-3 item)

Sekarang bunda mengerti dan memaklumi kenapa husna ga bs cepet hafal dengan intruksi- intruksi. Karena memang kecenderungan gaya belajarnya adalah visual. ๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š 

#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP

Rabu, 26 April 2017

Fitrah Belajar

 ๐Ÿฅ‘๐Ÿฅ   Cemilan Rabu๐Ÿฅ‘๐Ÿฅ
Materi #4 Memahami Gaya Belajar Anak

๐Ÿ“‘Fitrah Belajar๐Ÿ“œ
-------------------------------

"Anakku malas belajar"
Pernah dapat keluhan ini dari teman-teman sejawat?, atau dari tetangga?Saudara? atau kita sendirilah yang mengeluhkan hal ini.
Benarkah anak-anak kita malas belajar?. Atau jangan-jangan kitalah yang terlalu mengkotak-kotakkan pengertian belajar, sehingga menjadi "duduk diam di meja belajar sambil baca buku atau menulis/menyalin".
Fitrahnya setiap anak adalah pembelajar sejati, bagaimana tidak?.
Setiap bayi yang lahir adalah pembelajar tangguh, bayi tidak memutuskan merangkak seumur hidupnya, namun ia menuntaskan belajar berjalan dengan gigih, sampai bisa berlari dan melompat. Setiap bayi yang dilahirkan adalah penjelajah yang penuh rasa ingin tahu (discoverer, curiousity)setiap sudut rumah jadi targetnya. Setiap bayi yang lahir juga penuh dengan daya imajinasi kreatif. Lihat saja, di tangan kanak-kanak kita, sangkutan baju jadi pesawat, kursi jadi kuda pacu, awan dicat berwarna ungu, matahari berubah pink (merah muda) dan lain sebagainya. Tugas kita hanya memberi kesempatan, ruang yang aman dan semangat.

Lalu mengapa bisa berubah menjadi enggan atau malas belajar?. Jangan-jangan kitalah yang telah mengubur dan menyimpangkan fitrah belajarnya.
Apa saja yang bisa mencerabut fitrah belajar anak-anak kita?
1. pendidik (orangtua/guru) yang terlalu menyetir proses belajar anak, sehingga daya kreatif anak lumpuh.
2. pendidik yang terlalu banyak menyarikan materi, anak-anak tidak berkesempatan memaknai dan menemukan asosiasi antara ide-ide, sehingga daya pikirnya tidak terlatih
3. Buku teks yang digunakan tak mengandung ide-ide menggugah
4. Dipakainya kompetisi dan rasa takut sebagai pelecut belajar, sehingga anak-anak bukan belajar karena "rasa ingin tahunya".

Kita tidak bisa memastikan buku mana yang akan menggetarkan jiwa seorang anak; lukisan atau komposisi mana yang akan memantik apresiasi seninya; kunjungan ke tempat historis mana yang akan membangkitkan kesadaran sejarahnya. Setiap anak akan memberi respon secara berbeda-beda sesuai keunikan minat dan kepribadian mereka. Yang bisa kita lakukan adalah membuka akses selebar-lebarnya untuk mereka pada seberagam mungkin ide yang berharga (Charlotte Mason)

Banyak orang mengira, kemampuan manusia yang utama dalam belajar adalah adaptasi, padahal semua binatang dan tumbuhanpun, Allah ciptakan mampu beradaptasi. Demikian juga, jika kita menganggap kemampuan utama manusia itu adalah kompetisi, karena sesungguhnya hewan dan jin pun berkompetisi.
Ketahuilah bahwa kemampuan manusia yang utama adalah mengelola, mengklasifikasi, menginovasi dan mewariskan pengetahuan sebagai produk dari potensi fitrah belajarnya. Seribu kera bisa dilatih memancing ikan, namun tidak satupun dari mereka mampu menciptakan kail dan mewariskan pada anak-anaknya.

Sesungguhnya setiap anak yang lahir telah memiliki potensi fitrah belajar. Para orang tua/pendidik tidak perlu panik menggegas kemampuan belajar anak-anaknya. Anak-anak hanya memerlukan sebuah ruang terbuka di alam dan hati orangtuanya yang terbuka bagi imajinasi kreatifnya, bagi curiousity-nya, bagi ketuntasan eksplorasi belajarnya, bagi penjelajahan dan petualangan belajarnya, bagi kesempatan untuk semakin menjadi dirinya.

sumber bacaan:


Fitrah based Education, 2016, Harry Santosa, Yayasan Cahaya Mutiara Timur.


๐Ÿ’พ
๐Ÿ’พ๐Ÿ’พ๐Ÿ’พ๐Ÿ’พ๐Ÿ’พ๐Ÿ’พ๐Ÿ’พ๐Ÿ’พ


Mengenali Gaya Belajar Anak - Day 1

Tulisan pertama melampirkan tabel yg sudah diisi berdasarkan hasil pengamatan bunda selama ini :

1. Husna
Hasil pengamatan untuk gaya belajar husna
Berdasarkan isian form, gaya belajar husna termasuk kombinasi karena kecenderungan visual, auditori dan kinestetiknya ada semua. Tapi bunda masih harus mengamati lebih lanjut dengan pengamatan pada saat melakukan aktivitas yang lain. In syaa Allah di tulisan berikutnya ๐Ÿ˜Š

2. Rais
Hasil pengamatan untuk gaya belajar Rais
Nah untuk Rais, saat ini kombinasi yang menonjol adalah auditori dan kinestetik. Inipun masih harus diamati lebih lanjut, karena bisa jadi gaya belajar visualnya belum terstimulasi dan terdeteksi karena bunda masih belum banyak melakukan pengamatan ๐Ÿ˜๐Ÿ˜

#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP

GAME LEVEL 4

๐Ÿ“– Gaya belajar anak ๐Ÿ“–


Setiap anak itu cerdas. Hanya saja kemampuan anak untuk mengerti hal yang berbeda tergantung pada gaya belajar anak. Bisa dominan hanya pada 1 gaya belajar saja, namun bisa juga gabungan dari beberapa gaya belajar dengan urutan belajar yang berbeda.

Dengan mengetahui gaya belajarnya anak akan  lebih mudah mempelajari sesuatu.

๐Ÿ”Pengamatan mendalam terhadap keseharian anak bisa membantu orangtua mengenali gaya belajar anak
๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Tantangan 10 hari level 4

๐Ÿ“Bagi yang sudah mempunyai anak
1. Lakukan pengamatan terhadap anak pada saat kegiatan sehari-hari. Gunakan tabel untuk memudahkan pengamatan (tabel terlampir)
2. Tuliskan hasil pengamatan setiap harinya
3. Cermati gaya belajar anak berdasarkan hasil pengamatan

๐Ÿ“Bagi yang single dan belum punya anak lakukan pengamatan terhadap diri sendiri ataw orang terdekat

๐Ÿ“Bagi yang sudah berhasil menemukan gaya belajar anak dan diri sendiri bisa menuliskan hasil pengamatannya (dari mulai proses sampai berhasil menemukan gaya belajarnya)


#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP

Materi sesi #4 MEMAHAMI GAYA BELAJAR ANAK, MENDAMPINGI DENGAN BENAR

Institut Ibu Profesional
Kelas Bunda Sayang  Materi #4

MEMAHAMI GAYA BELAJAR ANAK, MENDAMPINGI DENGAN BENAR

Dulu kita adalah anak/murid yang selalu menerima apa saja yang diberikan orangtua/guru kita, apabila ada hal-hal yang belum kita pahami, lebih cenderung diam, tidak berani untuk menanyakan kembali. Karena paradigma yang muncul saat itu, banyak bertanya dianggap bodoh atau mengganggu proses pembelajaran.

 Itu baru tingkat pemahaman, guru/orangtua kita sangat sedikit yang mau memahami bagaimana cara kita bisa belajar dengan baik, yang ada kita harus menerima gaya orangtua/guru kita mengajar.

 Sehingga  anak yang gaya belajarnya tidak sesuai dengan gaya mengajar guru/orangtuanya, akan masuk kategori “siswa dengan tingkat pemahaman rendah” dan kadang mendapat label “bodoh”.

Jaman berubah, dan terus akan berubah. Sudah saatnya kita harus mengubah paradigma baru di dunia pendidikan.

Dari sisi orangtua/pendidik:

Apabila anak tidak bisa belajar dengan cara/gaya kita mengajar, maka kita harus belajar mengajar dengan cara mereka BISA belajar

Dari sisi anak/siswa:

Setiap anak/siswa PASTI BISA belajar dengan baik, setiap anak akan belajar dengan CARA yang BERBEDA

Sudah saatnya kita belajar memahami gaya belajar anak-anak ( Learning Styles) dan memahami gaya mengajar kita sebagai pendidik ( Teaching Styles ) karena kedua hal tersebut di atas akan berpengaruh pada gaya bekerja kita dan anak-anak ( Working Styles ).

Karena kalau tidak, kita dan anak-anak akan masuk kategori masyarakat buta huruf abad 20, yang didefinisikan Alvin Toffler sbb :

Mereka yang dikategorikan buta huruf di abad 20 bukanlah individu  yang tidak bisa membaca dan menulis, melainkan orang yang tidak mampu belajar, tidak mau belajar dan tidak kembali belajar

Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang gaya belajar ada baiknya kita memahami terlebih dahulu untuk apa anak-anak ini harus belajar.


 Ada 4 hal penting yang menjadi tujuan anak-anak belajar yaitu :

a.Meningkatkan Rasa Ingin Tahu anak ( Intellectual Curiosity)

b. Meningkatkan Daya Kreasi dan Imajinasinya ( Creative Imagination)

c. Mengasah seni / cara anak agar selalu bergairah untuk menemukan sesuatu ( Art of Discovery and Invention)

d.Meningkatkan akhlak mulia anak-anak ( Noble Attitude)

Fokuslah kepada 4 hal tersebut selama mendampingi anak-anak belajar. Buatlah pengamatan secara periodik, apakah rasa ingin tahunya naik bersama kita/selama di sekolah? Apakah kreasi dan imajinasinya berkembang dengan bagus selama bersama kita /selama di sekolah? Apakah anak-anak suka menemukan hal baru, dan keluar Aha! Moment( teriakan “Aha! Aku tahu sekarang” atau ekspresi lain yang menunjukkan kebinaran matanya) selama belajar?

 Apakah dengan semakin banyaknya ilmu yang anak-anak dapatkan di rumah/di sekolah semakin meningkatkan akhlak mulianya?


Setelah memahami tujuan anak-anak belajar baru kita memasuki tahapan-tahapan memahami berbagai gaya belajar anak-anak.Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik.


Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.

Modalitas belajar adalah cara informasi masuk ke dalam otak  melalui indra yang kita miliki.

Tiga macam modalitas belajar anak:

Auditory  : modalitas ini mengakses segala macam bunyi, suara, musik, nada, irama, cerita, dialog, dan pemahaman materi pelajaran dengan menjawab atau mendengarkan lagu, syair, dan hal-hal lain yang terkait.

Visual : modalitas ini mengakses citra visual, warna, gambar, catatan, tabel diagram, grafik, serta peta pikiran, dan hal-hal lain yang terkait.

Kinestetik: modalitas ini mengakses segala jenis gerak, aktifitas tubuh, emosi, koordinasi, dan hal-hal lain yang terkait.
           

Mari kita pahami gaya belajar tersebut secara detil, kita pahami ciri-cirinya dan bagaimana strategi kita untuk mendampingi anak-anak dengan gaya belajarnya masing-masing.


๐Ÿ“ŒGAYA BELAJAR VISUAL ( Belajar dengan cara melihat)

Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi anak yang bergaya belajar visual, mata / penglihatan (visual) memegang peranan penting dalam belajar, dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan ibu/guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis.

Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya/ibunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video.


๐Ÿ“Œ Ciri-ciri gaya belajar visual :

๐ŸŒทBicara agak cepat

๐ŸŒทMementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi

๐ŸŒทTidak mudah terganggu oleh keributan

๐ŸŒทMengingat yang dilihat, dari pada yang didengar

๐ŸŒทLebih suka membaca dari pada dibacakan

๐ŸŒทPembaca cepat dan tekun

๐ŸŒทSeringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata

๐ŸŒทLebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato

๐ŸŒทLebih suka musik

๐ŸŒทMempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.

๐Ÿ“ŒStrategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :

๐Ÿ“Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.

๐Ÿ“Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.

๐Ÿ“Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.

๐Ÿ“Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).

๐Ÿ“Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.


๐Ÿ“ŒGAYA BELAJAR AUDITORI (belajar dengan cara mendengar)


Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara. Anak yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka ibu/ guru sebaiknya harus memperhatikan siswa/anaknya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru/ibu katakan.

Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori dibandngkan dengan mendengarkannya.

Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

           
๐Ÿ“ŒCiri-ciri gaya belajar auditori :

๐ŸŒทSaat bekerja suka bicara kepada diri sendiri

๐ŸŒทPenampilan rapi

๐ŸŒทMudah terganggu oleh keributan

๐ŸŒทBelajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat

๐ŸŒทSenang membaca dengan keras dan mendengarkan

๐ŸŒทMenggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca

๐ŸŒทBiasanya ia pembicara yang fasih

๐ŸŒทLebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya

๐ŸŒทLebih suka gurauan lisan daripada membaca komik

๐ŸŒทMempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual

๐ŸŒทBerbicara dalam irama yang terpola

๐ŸŒทDapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara


๐Ÿ“Œ Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :

๐Ÿ“Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.

๐Ÿ“Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.

๐Ÿ“Gunakan musik untuk mengajarkan anak.

๐Ÿ“Diskusikan ide dengan anak secara verbal.

๐Ÿ“Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.


๐Ÿ“Œ  GAYA BELAJAR KINESTETIK (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)


Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Anak  yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan


๐Ÿ“Œ  Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :

๐ŸŒทBerbicara perlahan

๐ŸŒทPenampilan rapi

๐ŸŒทTidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan

๐ŸŒทBelajar melalui memanipulasi dan praktek

๐ŸŒทMenghafal dengan cara berjalan dan melihat

๐ŸŒท Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca

๐ŸŒทMerasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita

๐ŸŒทMenyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca

๐ŸŒทMenyukai permainan yang menyibukkan

๐ŸŒทTidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu

๐ŸŒทMenyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.


๐Ÿ“ŒStrategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:

๐Ÿ“Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.

๐Ÿ“Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).

๐Ÿ“Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.

๐Ÿ“Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.


๐Ÿ“ Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik


Ketika belajar memahami anak-anak, sejatinya kita sedang belajar memahami diri kita sendiri. Apabila bunda semuanya bisa melihat gaya belajar anak-anak karena sering mengamati perkembangan mereka, maka kitapun akan dengan mudah mengamati gaya belajar kita, gaya mengajar kita dan gaya bekerja kita.


 Hal ini akan lebih membuat kita bahagia menjalankan proses belajar. Dijamin proses belajar juga tidak akan pernah berhenti dari buaian sampai ke liang lahat.



Anak-anak sangat menyukai bermain, karena energi yang dimunculkan ketika bermain tidak akan pernah habis. Apabila kita bisa memaknai belajar dan bekerja selayaknya anak-anak bermain, sudah dapat dibayangkan betapa asyiknya belajar dan bekerja dalam kehidupan ini. Karena setiap saat anak-anak akan menemukan energi yang terbarukan dalam proses belajarnya dan kita akan mendapatkan energi yang terbarukan dalam proses bekerja.


Don’t Teach me , I Love to Learn

 Salam Ibu Profesional,



/Tim Fasilitator Bunda Sayang/


๐Ÿ“šSumber Bacaan:

  • Gordon Dryden and JeanetteVos, The Learning Revolution, ISBN-13: 978-1929284009
  • Barbara Prashing, The Power of Learning Styles, Kaifa, 2014
  • Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Memahami Gaya Belajar Anak, GazaMedia, 2016

Jumat, 14 April 2017

Aliran Rasa Level #3 Family Project

Jika ditanya aliran Rasa, yang terpikir adalah bagaimana rasanya saat-saat kemarin menjalani hari hari yang padat dan tak terduga.

Alhamdulillahnya family project yang kami jalani adalah proyek keluarga yang sebelumnya sudah kami rencanakan. Jadi tinggal realisasi dan memaknai. Adanya tantangan 10 hari tentang family Project membuat sy pribadi lebih antusias dan membuat kegiatan yang kami kerjakan ga sekedar agenda dan kegiatan biasa. Lebih dari itu, sesi apresiasi membuat sy mikir apa sih manfaatnya kegiatan tsb u kami dan anak2?
Apakah anak2 sudah enjoy, sudah banyak belajar, sudah menambah suatu keterampilan, dll.

Rasanya seru dan menantang. Sempet ngedown juga sih saat anggota keluarga satu persatu sakit bergiliran. Membuat merasa bersalah dan frustasi karena lagi semangat - semangatnya eeh . . . Ternyata ada episode sakitnya. Apalagi suami yg sampe 2x ke dokter karena ga sembuh-sembuh. Terus sampe ga masuk kerja beberapa hari, berikut saya jadinya yang harus anter husna pulang pergi ke ujung berung sendiri. Benar - benar menguras energi.

Mungkin karena itu juga, akhirnya saya yang ngedrop. Badan udah ga mampu nanggung beban fisik dan pikiran, sesak nafas yg udah 1 tahun lebih ga pernah kumat tiba-tiba aja 1 minggu lalu jadi. Finally harus diuap di RS beberapa jam. Untungnya ga harus di rawat karena habis obat via uap alhamdulillah nafasnya ga terlalu sesak lagi.

Hikmahnya sekarang lebih semangat lagi jalanin dan manaj semuanya. Supaya badan ga jadi korban, pokoknya menyiasati supaya saya ga melewati batas kemampuan tubuh seperti kemarin. Semangat sehat, semangat bertumbuh, semangat mengaplikasikan ilmu yg didapat. In syaa Allah, bismillah . . .


Adversity Intelligence for Successful Life (AIfSL)๐Ÿต

Cemilan Rabu, 12 April 2017

Adversity Intelligence for Successful Life (AIfSL)

Setelah 19 tahun melewati penelitian yang panjang & mengkaji lebih dari 500 referensi, Paul G. Stoltz mengemukakan satu kecerdasan baru selain IQ, EI, SI yakni AI. AI (Adversity Intelligence) adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan. Bagaimana mengubah hambatan menjadi peluang.
AI dapat digunakan untuk menilai sejauh mana seseorang ketika menghadapi masalah rumit. Dengan kata lain AI menjadi indikator bagaimana seseorang dapat keluar dari kondisi yang penuh tantangan.

Adversity Intelligence (AI) berarti bisa juga disebut dengan ketahanan atau daya tahan seseorang ketika menghadapi masalah. Stein & Book (2004) menjelaskan bahwa ketahanan adalah kemampuan untuk menghadapi peristiwa yang tidak menyenangkan dan situasi yang penuh tekanan tanpa menjadi berantakan, dengan secara aktif dan pasif mengatasi kesulitan. Ketahanan ini berkaitan dengan kemampuan untuk tetap tenang dan sabar, serta kemampuan menghadapi kesulitan dengan kepala dingin, tanpa terbawa emosi. Orang yang tahan menghadapi kesulitan akan menghadapi, bukan menghindari, tidak menyerah pada rasa tidak berdaya atau putus asa.

AI berakar pada bagaimana kita merasakan tantangan-tantangan yang dihadapi. Orang yang memiliki AI lebih tinggi, tidak menyalahkan pihak lain atas kemunduran yang terjadi dan mereka bertanggung jawab untuk menyelesaikan tantangan. Ia selalu belajar dari kesalahan dan mengambil sisi positif dari setiap kejadian. Orang yang memiliki AI tinggi, berani mengambil resiko yang diperhitungkan.


๐Ÿ“ŒFaktor-faktor yang mempengaruhi AI, yaitu:

1. Daya saing
Individu yang merespon kesulitan secara lebih optimis dapat diramalkan akan bersifat lebih agresif dan mengambil lebih banyak resiko.

2. Kreativitas
Orang yang tidak mampu menghadapi kesulitan menjadi tidak mampu bertindak kreatif. Oleh karena itu, kreativitas menuntut kemampuan untuk mengatasi kesulitan yang oleh hal-hal yang tidak pasti.

3.Motivasi
Orang yang AInya tinggi dianggap sebagai yang paling memiliki motivasi.

4. Mengambil Resiko
Individu yang merespon kesulitan secara lebih konstruktif, bersedia mengambil banyak resiko. Resiko merupakan aspek esensial pendakian.

5. Perbaikan
Perbaikan terus-menerus perlu dilakukan supaya individu bisa bertahan hidup dan menjadi pribadi yang lebih baik.

6.Ketekunan
Ketekunan adalah kemampuan untuk terus menerus walaupun dihadapkan padakemunduran-kemunduran atau kegagalan.

7.Belajar
Anak dengan respon-respon yang pesimistis terhadap kesulitan tidak akan banyak belajar dan berprestasi jika dibandingkan dengan anak yang memiliki pola-pola yang lebih optimis.

๐Ÿ“ŒSebagai gambaran AI dalam diri seseorang, Stoltz memakai terminologi  para pendaki gunung. Dalam hal ini, Stoltz membagi para pendaki gunung menjadi tiga bagian:
➡Quitter (yang menyerah).
Para quitter adalah mereka yang sekadar bertahan hidup. Mereka mudah putus asa dan menyerah di tengah jalan.
➡Camper  (berkemah di tengah  perjalanan)
Mereka  berani melakukan pekerjaan yang berisiko, tetapi  risiko yang aman dan terukur. Cepat puas, dan berhenti di tengah jalan.
➡Climber (pendaki yang mencapai  puncak).
Berani menghadapi risiko dan menuntaskan pekerjaannya. Merekalah yang berada di puncak.

๐Ÿ“ŒDimensi AI dapat kita pahami sebagai berikut :
๐Ÿ’งC --> Control : Seberapa besar control yang kita rasakan saat dihadapkan pada persoalan yang sulit, bermusuhan atau berlawanan?
๐Ÿ’งO2 --> Origin dan Ownership : Siapa atau apa yang menjadi asal muasal suatu kesulitan? Sejauh mana kita berperan memunculkan kesulitan?
๐Ÿ’งR --> Reach : Seberapa jauh suatu kesulitan akan merembes ke wilayah kehidupan kita yang lain?
๐Ÿ’งE --> Endurance : Berapa lama kesulitan akan berlangsung? Berapa lama penyebab kesulitan akan berlangsung?

๐Ÿ“ŒAdapun cara mengembangkan dan menerapkan AI :
๐Ÿ’งL --> Listened (dengar) respon kita dan temukan sesuatu yang salah
๐Ÿ’งE --> Explored (gali) asal dan peran kita dalam persoalan ini
๐Ÿ’งA --> Analized (analisalah) fakta-fakta dan temukan beberapa faktor yang mendukung kita
๐Ÿ’งD --> Do (lakukan) sesuatu tindakan nyata

✳Hubungan AI dengan Sukses

Dalam kehidupan nyata, hanya para climbers-lah yang akan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan sejati. Sebuah penelitian yang dilakukan Charles Handy terhadap ratusan orang sukses di Inggris memperlihatkan bahwa mereka memiliki tiga karakter yang sama.

Pertama, mereka berdedikasi tinggi terhadap apa yang tengah dijalankannya. Dedikasi itu bisa berupa komitmen ,passion, kecintaan atau ambisi untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.

Kedua, mereka memiliki determinasi. Kemauan untuk mencapai tujuan, bekerja keras, berkeyakinan, pantang menyerah dan kemauan untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

Terakhir, selalu berbeda dengan orang lain. Orang sukses memakai jalan, cara atau sistem bekerja yang berbeda dengan orang lain pada umumnya.

Dari ciri-ciri tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dua dari tiga karakter orang sukses erat kaitannya dengan kemampuan seseorang dalam menghadapi tantangan. Mereka yang AI nya tinggi menjadi lebih sukses dalam kehidupan daripada mereka yang AI nya rendah.

Bagaimana dengan kita?

๐Ÿ“šSumber bacaan :

https://tisna2008.wordpress.com/2009/05/26/antara-iq-eq-dan-sq/amp/

https://personalityfajar.wordpress.com/tag/adversity-quotient/

https://personalityirine.wordpress.com

https://skripsipsikologie.wordpress.com/2010/07/17/pengertian-adversity-quotient/

https://nafismudrika.wordpress.com/2010/04/22/adversity-quotient-by-paul-g-stoltz/

Cuplikan sharing review

๐ŸŒณ Cuplikan sharing review bersama Ibu Septi Peni Wulandani di kelas Bunda Sayang Koordinator ๐ŸŒณ


⭐ Kemudian untuk keterlibatan suami, jangan mengeluh mbak, hal ini akan menyedot energi besar kita ke anak-anak

Selama suami tidak mengganggu aktivitas kita bersama anak-anak saja itu SUDAH BAIK.

Tetapi apabila suami mau terlibat itu BAIK BANGET.

Jadi pilihannya hanya BAIK dan BAIK BANGET

Berbagilah kebahagiaan terus ke suami, jangan berbagi beban, pasti beliau akan "iri" dg kebahagiaan anak dan istrinya, kalau sampai nggak pengin gabung, kebangeten hehehehe

⭐ Waktu anak-anak masih kecil dulu saya punya project "AB3" Asyiknya Bermain Bersama Bunda

Saya ajak anak-anak untuk mulai membuat projectnya dg cara bertanya " besok ingin main apa nak?"

Maka bundanya akan full bermain sesuai menu yang dipilih anak


❓AB3 - bermain bersama bunda saja ya bu? Lalu sama bapaknya kapan? ๐Ÿ˜
Apakah menunggu inisiatif bapaknya atau kita bisa mengusulkan atau bagaimana?

⭐ Ibu Septi Peni Wulandani:
Kan saat itu dari jam 7 pagi - 7 malam pak dodik ngantor mbak, saya dengan dua balita full di rumah.

Nggak mungkin kan harus nunggu ayahnya baru main.

Nah pak dodik baru pegang anak-anak setelah jam 7 malam. Saya tidak bisa gabung, krn harus menyelesaikan cucian piring, setrikaan dll.

Nah hari libur baru kami sepakati "dolan bareng"

❓ Ini ada kesepakatan sebelumnya atau bagaimana bu? Krn biasanya suami pulang kantor sudah capek dan jadinya kurang maksimal atau waktu bermainnya hanya sebentar. #jadicurhat ๐Ÿ˜„

⭐ Ibu Septi Peni Wulandani:
Oh ya tentu semua itu harus ada obrolannya dulu, tidak serta merta. Sehingga kita tahu sumber konflik keluarga kita itu ada dimana? Komunikasi produktif? Kemandirian? Atau kecerdasan kita melihat kehidupan ini? ( ini baru 3 materi bunsay, belum aemuanya)

❓Bu Fampro saya kemarin yg lebih banyak terlibat saya dan anak2. Suami mau terlibat karena saya bagi peran. Tampaknya brliau kurang enjoy. Apakah ini termasuk fampro yg sehat?

⭐ Ibu Septi Peni Wulandani:
Sehat mbak, krn terjadi interaksi antara ibu dan anak, kalau  suami jangan dipaksa biarkan ikhlas terlibat, biar jadi sempurna sehatnya

Review Game level #3 Bagian 2

FAMILY PROJECT DAN KECERDASAN ANAK


Setelah kita memahami secara detil tentang apa itu Family Project dan sudah menjalankannya dengan tantangan 10 hari, maka kali ini kita akan kembali membahas bagaimana  family project ini bisa menjadi sarana kita untuk melihat sisi-sisi kecerdasan anak yang harus kita amati.

Family Project dan Kecerdasan Intellectual

Family Project adalah sarana anak-anak belajar sesuatu, belajar hal baru melalui berbagai tema-tema yang kita kemas dalam berbagai project. Di dalam ilmu pembelajaran kita bisa mempelajarinya lebih lanjut tentang Project Based Learning.

Selama menjalankan Family project ini kita bisa melihat apakah :

a.  Apakah rasa Ingin tahu anak-anak terhadap sesuatu menjadi semakin tinggi?

b. Apakah Kreativitas dan Daya Imajinasinya menjadi semakin besar?

c. Apakah muncul gairah belajar dan inovasi baru yang anak-anak dapatkan selama menjalankan family project?

d. Bagaimana anak-anak menyikapi pengetahuan baru, pengalaman baru yang mereka dapatkan selama menjalankan Family Project?

e. Apakah anak-anak menemukan gairah untuk selalu berkarya dan menemukan hal baru demi kehidupan mereka yang lebih baik?

Family Project dan Kecerdasan Emosional

a. Apakah selama menjalankan Family Project muncul kesadaran diri secara penuh dari anak-anak?

b. Apakah anak-anak makin mengenal emosi yang muncul  ( senang, bahagia, sedih) selama menjalankan Family Project?

c. Apakah emosi anak stabil/meledak-ledak ketika menghadapi tantangan selama Family Project berjalan?

d.Apakah anak bisa mengerti perasaan dan kebutuhan orang lain, sehingga orang lainpun merasa senang dan dimengerti perasaannya?

e. Apakah anak sanggup mengelola emosi yang dia dapatkan dari orang lain, sehingga tercipta ketrampilan sosial yang tinggi?

Family Project dan Kecerdasan Spiritual

Family project sebagaimana kita tahu adalah pemberian makna yang mendalam terhadap aktivitas sehari-hari yang kita lakukan di rumah. Sehingga aktivitas keluarga sehari-hari + management dan organisasi = Family Project  = Aktivitas keluarga yang penuh makna.

Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna ( value), kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya.

Dengan menjalankan Family Project kita akan bisa melihat hal-hal sebagai berikut:

a. Apakah anak-anak bisa makin mengenal ciptaan Allah dan makin menyayangi antara sesama makhluk ciptaan Allah selama menjalankan Family Project ini?

b. Apakah anak-anak makin melihat dirinya dan keluarganya sebagai sesuatu yang unik yang diciptakan Allah berbeda dengan yang lain,  selama menjalankan Family Project ini?

c. Apakah rasa syukur anak-anak makin meningkat selama menjalankan Family Project?

d. Apakah anak-anak makin ridho dan konsisten dengan segala perintah dan laranganNya selama menjalankan Family Project?

e. Apakah anak-anak mendapatkan berbagai akhlak mulia yang bisa dia dapatkan untuk dipraktekkan selama menjalankan Family project?

f. Apakah anak-anak semakin tunduk dan taat terhadap kehendak penciptaNya, selama menjalankan Family Project?

g. Apakah anak-anak semakin bergairah untuk menebar benih manfaat di muka bumi ini, dan sadar perannya sebagai Khalifah di muka bumi ini, selama menjalankan Family project?



Family Project dan Kecerdasan Menghadapi Tantangan ( AI)

Selama menjalankan Family Project pasti kita dan anak-anak menghadapi berbagai macam tantangan dan cobaan. Dari sinilah kita paham seberapa kuat anak-anak kita menghadapi tantangan hidup.

a. Apakah selama menjalankan Family Project anak-anak mampu mengontrol dirinya ?

b. Bagaimana reaksi anak-anak ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan yang dia inginkan seama menjalankan Family project?

c. Apakah anak-anak sanggup membangun konsistensi dan komitmen terhadap kesepakatan yang sudah dia putuskan bersama selama menjalankan Family Project?

d. Apakah anak-anak menunjukkan inisiatif besar untuk aktivitas yang dia inginkan, dan sanggup menanggung semua resiko yang akan muncul selama menjalankan Family Project?

e. Bagaimana reaksi anak-anak setiap menjumpai “tantangan” selama family project berjalan, apakah mereka bisa mengubahnya menjadi sebuah peluang?

f. Apakah anak-anak tidak mudah putus asa?

g.Apakah anak-anak berani mengakui sebuah kesalahan dan mau belajar dari kesalahan yang dia buat selama menjalankan Family Project?

h.Apakah kemandirian anak mulai terlihat selama menjalankan Family project?

Dari berbagai kasus yang kita dapatkan selama menjalankan Family project ini sebenarnya selain untuk melihat kecerdasan anak-anak, kita juga bisa mengamati kecerdasan diri kita dan pasangan. Sehingga kita semakin paham bagaimana cara kita “memantaskan diri” agar semakin layak mendidik anak-anak hebat. Dan hal-hal apa saja yang harus kita tambahkan selama perjalanan di Universitas Kehidupan.

Salah satu contoh hal kecil ketika menjalankan tantangan 10 hari di Game –game kelas Bunda Sayang ini, kita mengalami kesulitan dalam mengatur waktu sehingga tidak sanggup menuliskan tantangan 10 hari tersebut secara berturut-turut, apakah kita langsung menyerah berhenti disini saja? Kalau iya kecerdasan menghadapi tantangan kita masuk kategori Quitters, Apakah kita cukup menuliskan poin-poin penting saja dan tidak usah menyempurnakannya, yang penting mengumpulkan tugas? Kalau iya, berarti ita tipe campers. Atau kita termasuk orang yang berusaha mengubah manajemen waktu kita, mencari strategi terbaik, membuat sistem penulisan, sehingga memudahkan kita untuk menuliskannya setiap hari? Kalau iya, selamat  berarti kecerdasan anda memasuki tahap Climbers.

Silakan amati kecerdasan-kecerdasan yang lainnya yang ada pada diri kita selama mengerjakan Tantangan-tantangan 10 Hari di kelas Bunda Sayang ini.

Dan untuk bisa mendapatkan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik ke anak - anak dan keluarga kita, mulailah dari diri kita terlebih dahulu

for things to CHANGE, I must CHANGE first

Salam Ibu Profesional,



/Tim Fasilitator Bunda Sayang/



๐Ÿ“šSumber Bacaan:

  • D.Paul Relly, “Success is Simple, Gramedia, Jakarta
  • Stoltz, Paul G, PhD, 1992, Adversity Intellegence, Mengubah  Hambatan Menjadi peluang
  • Melva Tobing. Mpsi, Daya Tahan Anak menghadapi Kesulitan, Jakarta, 2013
  • Materi Tentang Kecerdasan anak dan Kebahagiaan Hidup, IIP, bunda sayang
  • https://www.youtube.com/watch?v=n9LNFH4TW7k

Review Game Level #3 Tantangan 10 Hari Bagian 1

FAMILY PROJECT

Selamat buat teman-teman yang sudah berhasil melampaui tantangan 10 hari di game level 3 ini tentang Family Project. Mulai dari bingung memahami apa itu family project, sampai akhirnya ada yang banyak ketagihan untuk memaknai setiap aktivitas menjadi  sebuah projek yang menyenangkan.


Family Project  adalah aktivitas  yang secara sadar dibicarakan bersama, dikerjakan bersama oleh seluruh atau sebagian anggota keluarga dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama pula.

Jangan terlalu berat memikirkan sebuah family project, mulailah dari aktivitas-aktivitas sehari-hari yang biasa kita kerjakan di rumah, kemudian tambahkan manajemen dan organisasinya, jadilah sebuah family project.

Sehingga rumusnya adalah sebagai berikut


ACTIVITY + MANAGEMENT AND ORGANIZATION = PROJECT



MANFAAT FAMILY PROJECT


☘Family Project merupakan salah satu sarana pendidikan bagi seluruh anggota keluarga. Saat ini semakin sedikit keluarga yang menerapkan konsep pendidikan di dalam rumahnya, banyak diantara mereka menjadikan rumah sebagai sarana berkumpulnya anggota keluarga saja tanpa adanya aktivitas pendidikan. Sehingga makna berkumpulnya menjadi hambar, sekedar kumpul dan  kadang berlalu begitu saja tanpa arti.



☘Family Project juga menjadi salah satu sarana untuk membangun “bonding” di dalam keluarga. Tercipta ikatan batin antar anggota keluarga, sehingga hubungan menjadi semakin indah dan harmonis.



☘Family Project bisa juga digunakan sebagai sarana “Check Temperature" keluarga kita. Apakah hubungan antar anggota keluarga dalam kondisi adem ayrm berada di suhu normal atau sedang ada gesekan-gesekan yang selama ini tidak terlihat,  sehingga ada tantangan kecil saja selama menjalankan family project, suhu sudah memanas.



☘Family Project sarana menguatkan core values keluarga. Core Values tidak bisa hanya dituliskan besar-besar di kertas dan di tempel di dinding rumah. Core Values harus diujikan untuk mendapatkan sebuah keyakinan bahwa hal tersebut layak diperjuangkan. Ujian itu lewat family project.



☘Family Project apabila dijalankan denga sungguh-sungguh maka akan menjadi pijakan kita dan keluarga ke surga Apabila keluarga kita memang sedang berjalan menuju surga, maka tidak perlu menunggu sampai di akherat untuk merasakannya, kita bisa merasakannya sekarang saat di dunia bersama keluarga kita.



BAGAIMANA CARA MEMBESARKAN FAMILY PROJECT ANDA?

Diperlukan 2 hal penting untuk membesarkan Family Project yaitu KONSISTENSI dan KOMUNIKASI



KONSISTENSI

Konsistensi itu sangat bergantung pada hal-hal berikut ini:

a. Apakah family project ini membahagiakan seluruh anggota keluarga? ( Fun)

b. Apakah family project sejalan dengan values yang sedang diperjuangkan di dalam keluarga kita? ( values)

c. Seberapa unik family project anda dibandingkan family project yang lain? ( uniqueness)

d. Apa alasan kuat dari salah satu, sebagian atau seluruh anggota keluarga untuk menjalankan family project ini? ( Reason)


KOMUNIKASI

Komunikasi menjadi hal yang utama dalam rangka memperbesar family project kita, karena akan sangat bermanfaat untuk memantau dan membesarkan perjalanan family project dan membangun portofolio keluarga dalam menjalankan family project. Ada komunikasi internal dan ada komunikasi eksternal. Di dalam kedua komunikasi tersebut diperlukan dua hal yaitu MEDIA dan KONTEN


Komunikasi Internal

MEDIA KOMUNIKASI

FAMILY FORUM


Family forum adalah forum-forum ngobrol keluarga yang dibangun untuk mengetahui hobi anak-anak, aktivitas harian mereka, tren pengetahuan dan berita yang ada saat ini, kebutuhan seluruh anggota keluarga dan masalah atau tantangan-tantangan apa saja yang dihadapi oleh seluruh anggota keluarga.

Family forum ini bentuknya bisa beragam mulai dari ngeteh bersama ( tea time), ngopi bersama ( coffee break), ngegame bersama ( play on), ngemil bersama ( snack time) dll.

KONTEN KOMUNIKASI

Kami perlu menekankan sekali lagi tentang konten komunikasi. Satu hal yang sangat perlu kita ingat adalah kalimat ini:

LAKUKAN APRESIASI, BUKAN EVALUASI

Anak-anak belum memerlukan evaluasi, yang kita lakukan hanya memberikan apresiasi saja, karena hal ini penting untuk menjaga suasana selalu menyenangkan dan  membuat anak senantiasa bersemangat dalam mengerjakan projek selanjutnya.

Apabila ada hal-hal yang kita rasa penting untuk diperbaiki atau diubah strateginya, maka cukup anda catat saja, simpan dengan baik bersama satu file catatan projek ini, dan buka kembali saat kita dan anak-anak akan merencanakan projek berikutnya. Hal ini akan lebih membuat perencanaan kita lebih efektif, karena anak-anak akan melakukan perubahan menjelang  melakukan projek, bukan diberitahu kesalahan setelah melakukan sebuah projek. Efek yang muncul akan sangat berbeda.



BAGAIMANA CARA MENGAPRESIASI


Perbanyaklah membuat forum keluarga saat sore ngeteh bersama, atau sepekan sekali saat akhir pekan. Di Ibu Profesional, forum keluarga seperti ini terkenal dengan nama

 MASTER MIND

Bagaimana cara menjalankan master mind, ciptakan suasana yang santai di rumah, kemudian tanyakan 3 hal saja:

a. Ada yang punya pengalaman menarik selama menjalankan projek ini?

b. Apa yang sudah baik?

c. Minggu depan hal baik apa yang akan kita lakukan?

Perbanyaklah apresiasi di forum-forum keluarga ini sehingga memunculkan inovasi-inovasi kecil yang dilakukan secara istiqomah di setiap kesempatan.

Komunikasi Eksternal

Family Project yang kita lakukan di dalam keluarga sebaiknya kita share kan ke dunia luar bisa via presentasi di depan para ahli yang memang kompeten di bidangnya. Di komunitas-komunitas keluarga yang selalu peduli terhadap perkembangan anak, maupun di media sosial yang kita miliki.

Proses berbagi mimpi dan inspirasi ini sangat bermanfaat untuk membesarkan family project kita dan proses bertemunya anak-anak dengan para sang maestro di bidangnya.

AMATI ,TERLIBAT, TULIS


Tantangan 10 hari yang sudah teman-teman lakukan ini sebenarnya membuat kita agar mau mendokumentasikan setiap aktivitas anak-anak, sehingga kita sebagai orangtua bisa mengamati perkembangan anak-anak dengan valid berdasarkan data dan tulisan kita.


Kita tidak akan pernah membandingkan anak-anak kita dan keluarga kita, dengan anak-anak orang lain dan keluarga orang lain. Karena diri kita sudah terlalu sibuk untuk mengamati diri sendiri, sehingga tidak ada lagi kesempatan untuk mengamati rumput tetangga.

Salam Ibu Profesional,


/Tim Fasilitator Bunda Sayang/


Sumber Bacaan:

https://padepokanmargosari.com/2017/04/02/catatan-perak-2017-1-family-project/

POTENSI KECERDASAN MANUSIA DALAM MERAIH KESUKSESAN HIDUP (bagian 2-habis)

๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐ŸŠ๐Ÿ‹๐ŸŒ๐Ÿ‰๐Ÿ‡๐Ÿ“

Cemilan Rabu Materi #3
05 April 2017

POTENSI KECERDASAN MANUSIA DALAM MERAIH KESUKSESAN HIDUP 
(bagian 2-habis)

Ketika diskusi terkait kecerdasan, biasanya yang sering disebut adalah kecerdasan intelektual (IQ), dan emosional (EI). Apakah berbekal IQ dan EI saja anak mampu meraih sukses? Jawaban atas pertanyaan ini sungguh bersifat relatif, bergantung apa dan bagaimana ukuran serta definisi sukses. Jika kesuksesan seorang anak manusia dimaknai sebagai kemampuan menciptakan sesuatu yang berguna bagi umat manusia, maka berbekal IQ dan EI saja tidaklah cukup.

๐Ÿ“ŒTahun 2000, Psikolog Danah Zohar dan suaminya Ian Marshall memunculkan kecerdasan “baru” yaitu kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient/SQ). Apa itu Kecerdasan Spiritual? Melalui bukunya berjudul SQ: Spiritual Intelligence, The Ultimate Intelligence, yang diterbitkan di London Januari 2000, dan sudah diterjemahkan (dan diterbitkan) dengan judul SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan oleh Mizan (2001), Danah Zohar dan Ian Marshall mendefiniskan kecerdasan spiritual (SI) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna (value), yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SI adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EI secara efektif. Bahkan SI merupakan kecerdasan tertinggi.

Menurut Khavari, ada beberapa  aspek  yang menjadi dasar kecerdasan spiritual, yaitu:

1. Sudut pandang spiritual-keagamaan, artinya semakin  harmonis relasi spiritual-keagamaan kita kehadirat Tuhan,  semakin tinggi pula tingkat dan kualitas kecerdasan spiritual kita.

2. Sudut pandang relasi sosial-keagamaan, artinya kecerdasan  spiritual harus direfleksikan  pada  sikap-sikap sosial yang  menekankan  segi kebersamaan dan kesejahteraan sosial.

3. Sudut pandang etika sosial.  Semakin beradab etika sosial  manusia semakin berkualitas kecerdasan spiritualnya.

Zohar mengidentifikasikan sepuluh kriteria mengukur kecerdasan spiritual seseorang, yaitu:
1. Kesadaran diri
2. Spontanitas, termotivasi secara internal
3. Melihat kehidupan dari visi dan berdaar nilai-nilai fundamental
4. Holistik, melihat sistem dan universalitas
5. Kasih sayang (rasa berkomunitas, rasa mengikuti aliran kehidupan)
6. Menghargai keragaman
7. Mandiri, teguh melawan mayoritas
8. Mempertanyakan secara mendasar
9. Menata kembali dalam gambaran besar
10. Teguh dalam kesulitan

Ciri-ciri dari kecerdasan spiritual yang telah berkembang dalam diri seseorang adalah sebagai berikut  (Zohar, 2001):
1) Kemampuan bersifat fleksibel
2) Tingkat kesadaran diri tinggi
3) Kemampuan menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
4) Kemampuan menghadapi dan melampaui rasa sakit
5) Kualitas hidup diilhami visi dan nilai-nilai
6) Enggan menyebabkan kerugian yang tidak perlu
7) Kecenderungan untuk melihat keterkaitan berbagai hal
8)Punya kecenderungan bertanya “mengapa” atau “bagaimana jika" untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar.
9) Memiliki kemudahan untuk bekerja melawan hal yang umum.

Kecerdasan spiritual bersumber dari fitrah manusia itu sendiri. Kecerdasan ini merupakan aktualisasi fitrah manusia itu sendiri. Ia memancar dari kedalaman diri manusia, karena dorongan keingintahuan yang dilandasi kesucian , ketulusan, dan tanpa pretensi egoisme. Kecerdasan ini akan aktual jika manusia hidup berdasarkan visi dasar dan misi utamnya sebagai hamba Allah sekaligus khalifatullah di bumi.

Dari sini, bisa dipahami mengapa ulama-ulama besar zaman dahulu dengan teknologi yang masih sangat terbatas mampu melahirkan karya-karya yang tak lapuk besar yang tak lapuk dimakan zaman. Sebut saja Jabir Ibn Hayyan yang dikenal sebagai Bapak kimia. Ibn Sina yang karya fenomenalnya al-Qanun fi al-Tibbi menjadi rujukan utma ilmu kedokteran di Eropa selama berabad-abad.
Karya yang dihasilkan dari pancaran kecerdasan spiritual merupakan luapan pendaran cahaya dan karunia Ilahi dalam inti eksistensi diri manusia. Faktor-faktor eksternal hanyalah pendukung dari proses aktualisasi kecerdasan yang ada.

Namun pada zaman sekarang ini terjadi krisis spiritual karena kebutuhan makna tidak terpenuhi sehingga hidup manusia terasa dangkal dan hampa. Menurut Lisa Kumalanty, ada tiga sebab yang membuat seseorang dapat terhambat secara spiritual, yaitu (1) tidak mengembangkan beberapa bagian dari dirinya sendiri sama sekali,
(2) telah mengembangkan beberapa bagian, namun tidak proporsional, dan (3)bertentangannya/buruknya hubungan antara bagian-bagian.

Untuk mengatasi krisis spiritual menurut Danah dan Ian dengan memberikan “Enam Jalan Menuju Kecerdasan Spiritual yang Lebih Tinggi” dan “Tujuh Langkah Praktis Mendapatkan SQ Lebih Baik”.
Enam jalan tersebut yaitu
1) jalan tugas,
2) jalan pengasuhan,
3) jalan pengetahuan,
4) jalan perubahan pribadi,
5) jalan persaudaraan, dan
6)  jalan kepemimpinan yang penuh pengabdian.

Sedangkan Tujuh Langkah Menuju Kecerdasan Spiritual Lebih Tinggi adalah
(1) menyadari di mana saya sekarang,
(2) merasakan dengan kuat bahwa saya ingin berubah,
(3) merenungkan apakah pusat saya sendiri dan apakah motivasi saya yang paling dalam,
(4) menemukan dan mengatasi rintangan,
(5) menggali banyak kemungkinan untuk melangkah maju,
(6) menetapkan hati saya pada sebuah jalan,
(7) tetap menyadari bahwa ada banyak jalan.

Kiat-kiat mengembangkan SI anak
(1) Jadilah kita fasilitator dan teladan yang baik,
(2) bantulah anak merumuskan misi hidupnya,
(3) baca kitab suci bersama-sama dan jelaskan maknanya dalam kehidupan kita,
(4) diskusikan berbagai persoalan dengan perspektif ruhaniah,
(5) libatkan anak dalam kegiatan-kegiatan ritual keagamaan,
(6) bacakan kisah perjuangan tokoh spiritual
(7) bawa anak untuk menikmati keindahan alam,
(8) ajak anak berinteraksi dengan orang yang memiliki keterbatasan, dan
(9) ikutsertakan anak dalam kegiatan sosial.

Mereka yang mempunyai kecerdasan spiritual tinggi akan mampu memaknai setiap peristiwa dan masalah yang dihadapi dalam hidupnya, bahkan dalam penderitaan sekalipun. Dengan memberi makna yang positif, mereka akan mampu membangkitkan jiwanya untuk bersikap dan bertindak secara positif pula. Dan kecerdasan ini juga memungkinkan manusia untuk berpikir secara kreatif, berwawasan jauh kedepan, intuitif, tambah cerdas dan semakin berkesadaran.
Oleh karenanya, bagi mereka yang telah menggunakan kecerdasan spiritualnya, mereka akan menjadi pribadi yang kreatif, intuitif, bisa menerima segalanya secara apa adanya, dan hidupnya akan berbahagia.

๐Ÿ“šSumber bacaan

  • 2005, Ach Saifullah dan Nine Adien Maulana, Melejitkan Potensi Kecerdasan Anak, Yogyakarta: Katahati 

  • https://www.google.co.id/amp/s/masthoni.wordpress.com/2012/01/25/kecerdasan-spiritual/amp

  • http://ummahattokkyo.tripod.com/duniaanak/kecerdasan_spiritual_anak.htm

  • http://www.kajianpustaka.com/2014/01/kecerdasan-spiritual.html

  • e-thesis.uin-malang.ac.id>08410107_Bab II

Jumat, 07 April 2017

My Family Project Day 10

Trial sekolah di Hayat School hari ke-2


Alhamdulillah hari pertama berhasil dijalani dengan baik oleh husna. Pagi-pagi dihari ke 2 ini masih semangat sekali, berangkat masih naik bus dianter bunda dan Rais. Cuma kali ini bunda ga temenin husna selama di sekolah. Begitu sampai hayat, bunda langsung pulang lagi bareng rais karena ayah masih sakit dirumah, ga masuk kerja. Jadi bunda harus memngkondisikan rumah dan juga ayah. 

Sekitar jam 11.30 wib bunda sudah harus berangkat dari rumah untuk jemput, sebelumnya bunda anter rais tidur siang dulu supaya ga ikut. Alhamdulillah ga lama rais tidur juga...ditungguin ayah. Ke hayat bunda naik bus, terus naik angkot. Dijalan lumayan macet dan bikin bunda nyampe hayat jam 13.30 wib.

Sampe sana bunda kira belum selesai jadi bunda tunggu diluar, ternyata ga lama husna muncul dengan mata memerah. Husna langsung peluk bunda dan nangis. Bunda kaget, bunda pikir ada apa disekolahnya ternyata husna nangis karena kecewa dan sedih bundanya datang terlambat. Husna bilang bunda janji jam 13.00 wib jemputnya, tapi bunda kok ga dateng-dateng ๐Ÿ˜ญ

Huaa... ternyata c anak gadis keueung kali ya, masih perlu pendampingan di lingkungan dan suasana baru. Ok bunda jadi tau sekarang. Maafkan bunda ya nak, karena sudah telambat jemput *hug


#TantanganHari10
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

My Family Project Day 9

Trial sekolah di Hayat School

Part 2
Hari pertama bunda full nungguin sampe husna pulang karena kalau pulang dulu kasihan Rais pasti cape. Juga bunda yang musti tetep jaga kondisi biar sehat dan strong menjalani minggu yang terasa berat ini. Terlebih karena ayah sakit, jadi tenaga dan pikiran lumayan terkuras.
Sambil memanfaatkan waktu yang ada, bunda jalan-jalan sama rais seputaran ujung berung untuk cari rumah yang mau dijual, lihat lihat lingkungannya dan survey rumah yang diinformasiin temen bahwa ada yang mau jual diperumahan tempat dia tinggal.

Dari hayat school kita naik ojeg menuju perumahan yang dimaksud. Ternyata dari gerbang perumahan lumayan jauh ke dalemnya ๐Ÿ˜‚ sepertinya tidak sesuai dengan kriteria kami, tapi karena sudah nyampe sana bunda dan rais jalan-jalan di seputaran komplek
Rais didekat sawah yang ada di samping perumahan
Setelah survey dan jalan-jalan bunda dan rais kembali ke hayat. Jam sekolah sudah hampir selesai, Lalu ga lama kamipun pulang naik ojeg dulu, lalu angkot lalu naik bus. Di perjalanan husna cerita banyak tentang pengalaman pertamanya di sekolah. Kesan-kesannya positif dan dia seneng. Nampak sekali bahwa husna menikmati proses belajarnya, alhamdulillaah . . . 
Dan karena perjalanan cukup panjaang, husna dan raispun tertidur selama di bus ๐Ÿ˜‚


#TantanganHari9
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

My Family Project Day 8

Trial sekolah di Hayat School

Part 1
Rencananya husna masuk SD tahun ini. Hati bunda sudah condong ke hayat school dengan berbagai alasan dan pertimbangan. Bunda sudah bicarakan ini dengan ayah, dan ayah setuju serta mendukung dengan pilihan bunda. Nah tinggal husnanya yang mau menjalani sekolah tsb apakah sreg dan cocok juga?

Husna sudah pernah di ajak lihat sekolahnya dan husna senang berada disana. Satu-satunya kendala untuk sekolah di hayat school adalah jaraknya yang jauh dari tempat tinggal kami sekarang. Solusi terbaiknya adalah pindah rumah yang ternyata tidak bisa diburu-buru karena harus nyari rumah yang sesuai, yang cocok, dll.

Alhamdulillah dihayat school ada program trial nya. Jadi calon siswa/i bisa mencoba bersekolah selama 1 minggu untuk merasakan atmosphere dan suasana sekolah disana. Jadilah trial school di hayat masuk kedalam family Project kami yang cukup panjang dan berkelanjutan sampai nanti kami membuat family forum untuk menentukan pilihan sekolah SD husna.

Nama projek : husna trial school 
Lama projek : 1 minggu
Pelaksana : husna
Tim pendukung : ayah, bunda, rais

Senin, 3 april 2017 adalah hari pertama husna trial sekolah di hayat. Jam masuknya adalah jam 8.00wib. Pagi2 sekali sekitar pk.4.30 wib husna sudah bangun, sholat subuh dan semangat sekali mau sekolah. Mandi dan sarapan husna kerjakan dengan riangnya. Bunda pun sudah sangat sibuk pagi ini karena harus menyiapkan makan siang husna, snack dan juga bekal kami diperjalanan. Terlebih karena bunda anter husna ke sekelohnya musti bawa rais karena rais keukeuh pengen ikut. Ga mau sama nene

Ayah masih sakit, jadi ga masuk kerja.. so bunda juga harus siapkan makanan untuk ayah selama ditinggal dan harus pergi ke hayat school naik angkot, lalu naik bus karena ga ada yang nganter. Perjalanan dari rumah ke hayat selama 1,5jam alhamdulillah sampai sana tepat waktu dan husna walau dijalan beberapa kali nanya "kapan sampainya?" Tetep semangat menjalani proses "observasi" dan pengalaman sekolah disana




#TantanganHari8
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

 

Kamis, 06 April 2017

My Family Project Day 7

Hari peduli Autism sedunia

Alhamdulillah husna demam cuma 1 hari, besoknya udah sehat dan ceria lagi. Tapiii kali ini giliran ayah yang tumbang karena pulang kerja malem terus walhasil masuk angin yang kemarin-kemarin pasca b-blades open malah menjadi, kurang istirahat dan mungkin penyebab-penyebab lain. Padahal hari ahad, ada family Project untuk ikut jadi partisipan di Hari peduli autism sedunia bareng klub ngerodanya husna.

Akhirnya, ahad 2 april 2017 itu kami ber 3 berangkat tanpa ayah. Ayah istirahat dirumah setelah malamnya periksa ke dokter.
Bunda berangkat pagi-pagi sekali naik gojek bareng husna dan Rais. Kalau tanpa ayah gini, ntah tergolong sukses apa ngga family Project nya. But show must go on, rencana harus tetap berjalan apalagi husna udah mulai ngerti dan antusias banget pengen gabung bareng temen-temen ngerodanya untuk jadi partisipan di dago car free day.

Udah deg-degan khawatir ketinggalan karena dijalan, mang gojeknya ga tau jalan..muter muter seputaran itb padahal udah dikasih tau lewat mana-mananya. Alhamdulillahnya ngga telat karena yang lain juga pada ngaret ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

Dokumentasi saat sebelum Acara dimulai
Di dago car free day ini banyak partisipan dari bidang lain, ada yg dari sekolahan, drum band, aktifis sosial, dll. Ini kali pertama jadi partisipan diaksi sosial, seru.. walau husna dan rais belum terlalu banyak ngerti tentang kegiatan seperti ini tapi ini kegiatan positif dan in syaa Allah bermanfaat. ๐Ÿ˜Š



#TantanganHari7
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP