Rabu, 29 Maret 2017

My Family Project Day 6

Husna demam

Hari libur nasional (selasa) ini tadinya kami berencana mengerjakan proyek ke-2 yaitu masak-masakan dengan melibatkan seluruh tim keluarga. Karena hari libur ini kami tidak berencana liburan keluar rumah. Cuma pengen istirahat, ngumpul berempat dan menikmati waktu libur dengan kegiatan sederhana tapi bermakna.

Namun, qodarullah rencana proyek ke 2 itu harus ditunda karena husna ternyata demam. Pulang sekolah sekitar jam setengah 9 pagi dia ngeluh kalau badannya ga enak dan pengen istirahat. Akhirnya setelah ganti baju, makan lalu kami sarankan husna untuk tidur, karena mungkin kecapean.


Setelah husna tidur, pas kepalanya dipegang ternyata anget. Perasaan bunda jagi ga enak,  kasian liatnya, maka hari itu kami fokus dulu sama kesembuhan husna. Ayah juga hampir seharian tidur terus, kecapean pasca sabtu minggu kemarin bolak-balik tempat kerja, kampus, rumah dan saparua.

So jadilah hari libur ini hari istirahat tim 😁 untuk memulihkan stamina dan energi supaya bisa kembali strong menjalani hari-hari yang tak terduga. 


#TantanganHari6
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

POTENSI KECERDASAN ANAK UNTUK MERAIH KESUKSESAN HIDUP (Bagian 1)

Cemilan Rabu
29 Maret 2017

🎑POTENSI KECERDASAN ANAK UNTUK MERAIH KESUKSESAN HIDUP🎑

(Bagian 1)

Sebelum ditemukannya ragam kecerdasan (IQ, EI,SI, dan AI), seorang anak dikatakan cerdas jika memiliki IQ yang tinggi. Sebaliknya anak dikatakan bodoh jika ber-IQ rendah.

Kecerdasan Intelektual (IQ) adalah kecerdasan yang dimiliki oleh otak manusia untuk bisa melakukan beberapa kemampuan seperti, kemampuan menalar; merencanakan masalah; berpikir; memahami gagasan; dan belajar.

Menurut Conny Setiawan dalam buku “Perspektif Pendidikan Anak Berbakat” ada tiga komponen penting yang dianggap esensi intelegensi, yakni penilaian, pengertian, dan penalaran.

Berkat kecerdasan intelektualnya, manusia telah mampu menjelajah ke bulan dan luar angkasa; menciptakan teknologi informasi dan transportasi yang sangat membantu dan lain sebagainya. Namun, ketika IQ saja yang menjadi dasar seseorang bergerak, maka di samping ada kemajuan pesat buah dari kecerdasannya itu, terdapat pula banyak kerusakan muncul akibat dari ulah manusia.

Charles Spearmen, Thurstone, dan Gardner mengembangkan teori multiple intelligence (MI) yang mengukur kecerdasan tidak hanya dari satu aspek kemampuan. Teori MI ini lebih manusiawi karena intelegensi manusia diukur dari tujuh dimensi yang semi otonom. Masing-masing adalah : 1) linguistik, 2) music, 3) Matematik Logis, 4) Visual-Spasial, 5) Kinestetik-Fisik, 6) Sosial Interpersonal dan 7) Intra-Personal.

Seperti diungkapkan Suharsono dalam buku “Mencerdaskan Anak”, ketujuh macam kecerdasan ini merupakan fungsi dari dua belahan otak kiri dan otak kanan. Otak kiri memiliki kemampuan dan potensi memecahkan problem matematik, logis dan fenomenal. Otak kanan memiliki kemampuan merespon hal-hal yang sifatnya kualitatif, artistic dan abstrak.


❓Apakah dengan mengoptimalkan ketujuh kecerdasan ini akan menjadikan anak-anak sukses mengarungi hidup? Jawabannya BELUM TENTU.

πŸ“ŒModel kecerdasan intelektual benar-benar akan bergfungsi hanya dalam tahapan ketika anak harus menyelesaikan permasalahan. Bahkan sejauh yang dapat diamati, model kecerdasan ini belum mendorong anak menjadi kreatif bahkan inovatif.
Diperlukan upaya pendekatan yang berbeda agar anak menjadi lebih tertantang ide kreatif dan inovatifnya.

Daniel Goldman menawarkan pendekatan baru dalam memandang kecerdasan seseorang dengan mengenalkan Kecerdasan Emosi (emotional Intelligence) yakni kemampuan untuk mendeteksi dan mengenali emosi sendiri maupun orang lain.

Menurut Suharsono, Perbedaan nyata antara IQ dan EI terutama pada hal “apa” yang menjadi objek kecerdasan itu sendiri.  IQ lebih memandang objek-objek di luar diri manusia (out-ward klooking) sedangkan EI lebih memperhatikan fenomenal yang berada di dalam diri manusia (in-ward looking).

Khairul Ummah (2003) menyatakan bahwa kunci sukses yang sebenarnya tidak lain adalah kemampuan memahami emosi diri dan emosi orang lain serta memanfaatkan interaksi emosional ini semaksimal mungkin untuk tujuan positif yang hendak dicapai bersama.

Kecerdasan emosi penting untuk menangani situasi yang bermuatan emosi, suatu kondisi yang sering terjadi. Muatan dari emosi negatif serta dampak dari kepercayaan diri, keberanian dan kejujuran dapat diperoleh dengan baik melalui kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi merupakan faktor yang jelas mengatur pola kehidupan. Kecerdasan ini penting dalam pengelolaan emosi yang diperlukan hingga mampu membangun pola yang berhasil. Pengembangan kecerdasan emosi sangat penting bagi keberhasilan tingkah laku dan organisasi. Kecerdasan emosi menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan hubungan di masyarakat. Kecerdasan ini juga dapat menghilangkan perasaan takut, cemas, dan marah yang bisa menghambat proses pengendalian emosi.

❓Pertanyaannya, apakah dengan berbekal IQ dan EI saja anak mampu meraih SUKSES??

πŸ“ŒBersambung ke part 2 (cemilan minggu depan)

πŸ“šReferensi:
 Saifullah.A & Nine Adien MAulana, Melejitkan Potensi Kecerdasan Anak, 2005, Yogyakarta: Ar-Ruz Media

https://tisna2008.wordpress.com/2009/05/26/antara-iq-eq-dan-sq/amp/

πŸ’»Disusun oleh:
Tim Fasilitator Nasional Kelas Bunsay IIP

Selasa, 28 Maret 2017

My Family Project Day 5

Rahasia kesuksesan Husna di 100 meter dan Rewardnya

Peralatan Husna ngeroda dan Medali emasnya
Senyumnya husna terus saja mengembang walau lomba telah usai. Medali yang husna dapat terus saja digantung dileher ga mau dilepas. πŸ˜‚
Selesai acara kami sholat dzuhur dulu di mesjid junudurrahman, mesjid sebrang saparua. Disana tempatnya nyaman sekali dan membuat kami betah untuk duduk sejenak diselasar mesjid sambil ngobrol santai perihal serba serbi lomba sepatu roda yang diikuti.

Dikesempatan ngobrol itu, bunda, husna dan ayah bikin family forum dan berbagi cerita tentang kesan-kesan kami diacara. Rais mah lari-larian kesana kemari ga mau diem 😁
Bunda yang penasaran tentang kata-kata apa yang dibisikkan pelatih pagi tadi langsung nanya ke husna. Lalu husna bilang " tadi om komeng (pelatih husna) ngasih tau kalau teteh fokus aja lari, jangan lihat temen sebelah yang badannya gede-gede, fokus aja kejar. Jangan takut" ceritanya, "jadi aja teteh teh lari terus sampai garis ngejar yang ada di depan" lanjutnya

Mendengar itu bunda jadi terharu, ternyata husna fokus dan dengerin kata-kata pelatih. Ternyata pelatih care dan perhatian sekali sama peserta didiknyaπŸ˜ŠπŸ˜„ 
Dan lucunya pas bunda nanya pelajaran apa yang teteh ambil dari perlombaan tadi?
Lalu husna menjawab "sekarang teteh tau kalau mau dapet medali emas harus ada dipaling depan main sepatu rodanya" πŸ˜πŸ˜πŸ˜‚ ternyata husna baru tau toh,,hahahhaaa....

Lanjut ayah yang ajak ngobrol husna, nanyain mau hadiah apa dari ayah... dan spontan husna jawab pengen beli cepuk (tempat pensil) baru dan makan di steak πŸ˜‚
Jiaah.. dasar ayah, mungkin karena terlalu seneng kali ya anaknya bs juara 1.
And then setelah pulang kerumah dan istirahat, malamnya kita dinner diluar sesuai permintaan husna. Berangkat berempat berikut rais yang ternyata udah tidur lelap dijalan sampai dengan pulang laginya. Bahkan sampai pagi πŸ˜‚
Selfie sesaat sebelum makan untuk mengabadikan moment :)
Besoknya sepulang ayah kerja, kami jalan-jalan ke toko buku terdekat untuk beli cepuk yang husna pengen.
Husna lagi pilih Tempat pensilnya
Lamaaa nyari yang dipengen, yup . . .ada buanyak pilihan bikin pusing kan.hahaa... yg ini bagus, yg itu mau, yg ini lucuu... and then . . .
Pilihan husna
Pilihannya jatuh pada si pinky frozen yang mirip sama tempat pensil punya temen nya.hehehee....

#TantanganHari5
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP


Senin, 27 Maret 2017

My Family Project Day 4

Realisasi Projek Pertama "Husna and B-blades Open"

Part 2
Kemarin di part 1 sudah cerita tentang bagaimana husna menjalani proses perlombaan di 100 meter. Nah kali ini tentang pengalaman husna main untuk yang pertama kalinya di nomor 200 meter.
Pesertanya woow....banyak syekalii...ratusan anak pemula putri di Kelompok Usia under 7 tahun dari berbagai klub di indonesia. Ada juga yang peserta perorangan, yang tidak ikut klub juga ikut memeriahkan lomba ini.

Dari ratusan peserta pemula KU1 tersebut, hanya di ambil 3 tercepat. Wo hoo... kalau yg ini mah bunda ga muluk-muluk, yg penting husna ga jatuh pas main dan bisa menyelesaikan sampai finish Itu udah sesuatu banget πŸ˜„πŸ˜„
Husna yang sudah melaju beberapa meter setelah start
Dibabak eliminasi peserta ini dibagi beberapa race, per-race nya ada sekitar 10-12 anak yang dilombakan. Dari 10-12 itu hanya diambil 2 terdepan yang nantinya akan main lagi di babak final bersama peserta lain yang juga 2 terdepan.

Husna kalah dibabak eliminasi karena ada diurutan ke 6 apa ke 7 gt,,lupaa 😁 alhamdulillahnya lancar, ga jatuh dan selesai sampai finish. Dan anaknya mah seneng-seneng aja da emang dah kayak waktu latihan, berasa main sama temen-temennya.hihii . . .
Husna selesai lomba
Selesai main, husna nonton lagi kk2 senior yang main di beberapa nomor, lalu kami makan siang dan baru pulang setelah sholat dzuhur dan perlombaan selesai.
Alhamdulillah . . . Finally done πŸ˜„πŸ˜„

#TantanganHari4
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP



Minggu, 26 Maret 2017

My family Project Day 3

Realisasi Projek Pertama "Husna and B-blades Open"

Part 1
My family My team
Alhamdulillah, projek pertama terlaksana dengan lancar dan menyenangkan skaligus melelahkan πŸ˜‚
Setelah kemarin observasi dilapangan dengan menjadi penonton, hari ini giliran husna untuk beraksi dan praktek. Ikut lomba dan menjajal kemampuan, hasil latihan selama 1 bulan lebih.

Sebagai tim, kami bagi tugas antara ayah, bunda dan husna. Rais ga kebagian tugas tapi memiliki peran yang penting juga dalam realisasi poyek ini.
Jam 7 pagi kami harus sudah sampai di saparua, karena jadwal husna lomba jam 7.30 wib. Dari semalam bunda udah prepare segala perlengkapan dan keperluan yang harus dibawa. Bunda juga siapin baju-baju yang mau dipakai berikut siapin dan bikin jelly coklat untuk dibekal.

Husna dan rais sempetin sarapan dulu, sedangkan ayah & bunda pilih sarapan disaparua aja. Jadi bunda siapin bekel untuk makan dan cemilan. Nyampe saparua jam 7 lebih, pas tim panitia mulai woro-woro bahwa peserta lomba tingkat pemula diharapkan masuk ke lapangan. Husna jadi ga pemanasan dan peregangan dulu, langsung pakai sepatu roda nya dan masuk ke arena lomba.

Ayah yang temenin husna ke lapangan, sedangkan bunda jagain Rais dan mengkondisikan supaya Rais juga enjoy disana, nonton tetehnya yang mau main. Deg-degan dan tegang rasanya karena ini kali pertama 😁😁
Karena tegang, bunda samperin Husna dan sempet lihat temen-temen disebelahnya dari klub lain yang bakal main bareng sama husna. Badannya gede gede, sedang husna yang paling kecil πŸ˜‚πŸ˜‚

Bunda nanya ke pelatih, gapapa itu husna main sama yg gede gede, lalu pelatih bilang gapapa kan itu kelompok umurnya sama dan yang penting lincahnya, bukan gedenya katanya. Ga lama, bunda lihat pelatih nyamperin husna dan seperti berbisik ngasih tau sesuatu sama husna.

Oke, bunda tenang dan pasrah. Yang penting husna sudah diposisi dan siap lomba. Lalu tibalah giliran husna main.
Saat nulis ini, masih terbayang wajah cerianya husna saat ngeroda. πŸ˜„πŸ˜„
Oia husna masuk kelompuk umur (KU) 1 pemula, yang dibawah usia 7 tahun. Main di 2 nomor, Pertama main di race 100 meter kedua main di race 200 meter.

Di nomor 100 meter ini, mainnya bertiga-bertiga. Semua peserta pasti dapet medali. Juara 1 dapet medali emas, juara 2 medali perak dan juara 3 dapet medali perunggu.
Nah pas dari start sampai puluhan meter jauhnya, husna ada di posisi kedua, terus aja di kedua . . . Sampai di beberapa meter sebelum finish teman mainnya yang diposisi 1 lengah sedangkan husna larii..ngejar dan nyusul yang ada didepannya itu dan akhirnya husna juara 1. πŸ™ŒπŸ’ƒπŸ’ƒπŸ’ƒ

Yaaaah . . . Ini kayak drama banget kan, tapi ini kenyataan. 😁😍Senyum husna terus mengembang apalagi setelah dikalungi medali emas. Husna seneng banget begitu juga ayah, bundanya.
Husna sesaat setelah dikalungi medali Emasnya
TantanganHari3
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

Sabtu, 25 Maret 2017

My Family Project Day 2

Supporter Ceria

Husna, Rais & bunda saat nonton pertandingan Sepatu Roda

Siang tadi kami nyempetin ke Saparua dalam rangka jadi penonton, mengamati bagaimana kakak2 senior bermain. Melihat sikap tubuh, cara nyalip, ngayuh, dll. Sekaligus jadi supporter teriak-teriak nyemangatin yg lagi main sepatu roda.hahahaa...

Tadi bertiga dulu, tanpa ayah karena ayah harus kuliah. But sepulang kuliah ayah langsung nyusul ke saparua dan kita family time disana.
Semoga husna termotivasi untuk terus belajar dan berproses di olahraga ini. Juga semoga dengan mengamati, banyak pelajaran dan hikmah yang bisa diambil. 

Saat husna lihat ada yang jatuh, husna jadi tau saat perlombaan dimulai, walaupun jatuh, ada yang sakit, harus berusaha bangkit dan tidak menyerah. Melanjutkan perlombaan sampai selesai walau tidak menang, walau tidak juara.
Point  pentingnya :  menyelesaikan apa yang telah kita mulai

Lalu nuna lihat lagi, ada kakak senior yang nangis begitu selesai pertandingan karena nyariis sekali juara 1, tapi ke susul akhirnya jadi juara 2. Berdasarkan pengamatan ayah, kakak senior yang kesusul itu terlalu santai saat dia berada di depan. Merasa sudah akan menang jadi ga maksimal lari, dan ternyata temannya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuan sampai akhirnya bisa nyalip. Padahal dari segi kemampuan mustinya kakak senior husna bisa juara 1.

Husna lalu nanya ke ayah,, kenapa kakak itu nangis?
Ayah jelaskan, karena kecewa dan bla bla bla . . . (Tentang pengamatan ayah dengan bahasa yang disederhanakan agar husna mudah memahami)
Point pentingnya : 
-saat melakukakn sesuatu, maksimal lah. Jangan setengah-setengah. Kerahkan kemampuan sebisa dan semaksimal mungkin agar tidak menyesal kemudian.
-saat kecewa, kamu boleh kok nangis. πŸ˜„

Lalu ada kejadian lagi, husna tanya ayah lagi kenapa begini, kenapa begitu, obrolan terus berlanjut selama menonton perlombaan πŸ˜πŸ˜‚
Yang pasti, doi berbinar2 nonton yg lagi main, nangkring di atas pagar pembatas dan rela terjemur matahari berjam-jam kuat ka gosong. πŸ˜‚πŸ˜‚ *duuuh 

Dan besok harinya, giliran nuna yg main. giliran praktek tentang apa-apa yang sudah diamati dan dipelajari siang tadi 😁. Do'akan lancar yah temans. Aamiin. 


#TantanganHari2
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

Jumat, 24 Maret 2017

My Family Project Day 1

Husna ngeroda

Karena sebentar lagi husna akan mengikuti lomba sepatu roda pertamanya, saya jadi keidean untuk menjadikan moment keikutsertaan husna dalam lomba menjadi projek pertama keluarga kami di game Level #3 ini.
Saya usulkan ide ini kepada pak suami, dan alhamdulillah beliau setuju πŸ’ƒπŸ’ƒ

Nama Projek : Husna and B-Blades Open
Gagasan : ini kali pertama husna ikut lomba sepatu roda sejak husna gabung di klub. Walau masih pemula dan pengalamannya masih belum lama, tapi ini bisa jadi moment yang berkesan dan banyak memberi pelajaran positif bagi Husna. In Syaa Allah πŸ˜„πŸ˜„
Pelaksanaan : 
hari Minggu, 26 Maret 2017, penanggungjawabnya (PIC) Husna "princess in line skate" 😁
Tim sukses : ayah, bunda, Rais.
Motto : bermain dengan aman, sehat dan menyenangkan. In syaa Allah juara πŸ’ͺπŸ’ͺ

Flyer B-blades Open
#TantanganHari1
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

Rabu, 22 Maret 2017

Kecerdasan Menghadapi Tantangan



πŸ“πŸ‡ Cemilan Rabu #1 πŸ‡πŸ“
Materi 3 : Pentingnya meningkatkan kecerdasan anak demi kebahagiaan hidup

Kecerdasan Menghadapi Tantangan

Adversity Quotient atau Adversity Intelligence merupakan sebuah teori yang merumuskan tentang apa yang dibutuhkan untuk mencapai KESUKSESAN. Adversity Quotient dikembangkan oleh seorang konsultan bisnis yang dikenal secara internasional bernama Paul G. Stoltz, PhD. Menurut Stoltz, dengan AQ kita akan lebih produktif, kreatif, dan kompetitif walaupun kita berada di tengah lingkungan yang terus bergolak. AQ menggabungkan riset psikologis kognitif, psikoneuroimunologi, dan neurofisiologi untuk membentuk suatu gambaran lengkap tentang bagaimana cara manusia dalam mendekati kesulitan. Sementara pada kenyataannya, kesulitan adalah suatu hal yang paling banyak dihindari. Namun dalam AQ, kesulitan justru sebuah TANTANGAN yang akan menjadikan hidup lebih hidup.

AQ merupakan sebuah alat ukur yang akan menentukan beberapa kondisi kontradiktif dalam diri seseorang.

Kondisi kontradiktif tersebut adalah pilihan. Bagi mereka yang berharap sukses maka sikap-sikap positiflah yang pasti diambil. Sebaliknya, mereka yang tidak bertekad untuk berhasil, sangat wajar jika kemudian hanya berkutat pada kondisi statis, tidak mau bergerak, cepat merasa puas, dan hanya mampu berdiam diri ketika menghadapi kegagalan. Selanjutnya, kondisi kontradiktif tersebut bisa memberikan gambaran kepada kita tentang sikap-sikap yang bisa membangun AQ berikut:
● Ketangguhan
● Keyakinan
● Kekuatan
● Kepercayaan Diri
● Berbesar Hati
● Daya Tahan
● Daya Juang
● Tak pernah bosan untuk mencoba
● Berani memulai
● Kreatif
● Optimisme
● Ketekunan
● Keuletan
● Vitalitas
● Orientasi masa depan
● Kaya akan berbagai kemungkinan

Antara AQ dan Pendakian
Pendakian adalah sebuah analogi cukup tegas bagi Adversity Quotient. Pendakian yang dimaksud adalah proses. Proses apa saja kira-kira?
1. Proses dari tidak ada menjadi ada
2. Proses dari tidak punya menjadi punya
3. Proses dari tidak bisa menjadi bisa
4. Proses dari sikap bergantung menuju kehidupan yang lebih mandiri
5. Proses dari sebuah harapan mewujud kenyataan
6. Proses dalam menggerakan tujuan hidup
7. Dan proses-proses lainnya.
Mendaki disini bukanlah mendaki sebuah gunung dalam arti denotatif, melainkan mendaki gunung kehidupan dengan segala hambatan dan rintangan. Mendaki gunung kehidupan yang kaya dengan liku-liku perjalanan. Mendaki gunung harapan dengan segala onak dan durinya. Mendaki gunung impian dengan segala bentuk upaya dan kesungguhan.

Stoltz menganalogikan tiga jenis kepribadian manusia yang bisa menggambarkan kemampuan AQ, yaitu Quitters (berhenti), Campers (berkemah), dan Climbers (pendaki).

1. Quitters (Berhenti)Mereka yang disebut quitters adalah orang yang berhenti melakukan pendakian jauh sebelum menuju puncak atau bahkan menolak terhadap pendakian dan memutuskan untuk berdiam diri.
● menolak untuk mendaki lebih tinggi
● gaya hidupnya datar dan tidak 'lengkap'
● bekerja sekedar cukup untuk hidup
● cenderung menghindari tantangan berat yang muncul dari komitmen yang sesungguhnya
● jarang sekali memiliki persahabatan yang sejati
● mereka cenderung melawan atau lari dalam menghadapi perubahan
● terampil menggunakan kata yang sifatnya membatasi, seperti 'tidakmau'
● kemampuannya kecil, tidak memiliki keyakinan akan masa depan, kontribusinya kecil

2. Campers (Berkemah)
Mereka yang disebut campers adalah orang yang menghentikan perjalanan (pendakian) dengan dalih ketidakmampuan atau sudah merasa cukup. Mereka beranggapan bahwa berhentinya pendakian adalah sebagai tanda telah dilakukannya berbagai upaya dan pengorbanan.
● mereka mau mendaki, meskipun akan 'berhenti' di pos tertentu dan merasa cukup sampai di situ
● mereka cukup puas telah mencapai suatu tahapan tertentu
● masih memiliki sejumlah inisiatif, sedikit semangat dan beberapa usaha
● mengorbankan kemampuan individunya untuk mendapatkan kepuasan
● menahan diri terhadap perubahan
● menggunakan bahasa dan kata-kata yang kompromistis, misalnya 'ini cukup bagus'; 'cukup sampai di sini saja'
● meski sudah melalui berbagai rintangan, namun mereka akan erhenti juga pada suatu tempat dan 'berkemah' di situ

3. Climbers (Pendaki)Mereka yang disebut climbers adalah orang yang terus bertahan melakukan pendakian sampai pendakian tersebut benar-benar menuju puncak. Mereka tidak menghiraukan lelah dan letih. Mereka juga tidak menghiraukan harta dan tenaga yang telah dikorbankan. Bagi mereka, totalitas dan komitmen adalah keniscayaan. Oleh karena itu, segala bentuk rintangan dan hambatan dinikmatinya sebagai tantangan yang akan mendongkrak dirinya untuk menjadi pahlawan yang sebenarnya.
● mereka membaktikan dirinya untuk terus 'mendaki', pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan
● hidupnya 'lengkap' karena telah melewati dan mengalami semua tahapan sebelumnya
● menyambut baik tantangan, memotivasi diri, memiliki semangat tinggi dan berjuang mendapatkan yang terbaik dalam hidup
● berani menjelajahi potensi-potensi tanpa batas
● menyambut baik setiap perubahan
● bahasa yang digunakan adalah bahasa dan kata yang penuh kemungkinan, berbicara tentang apa yang bisa dikerjakan dan caranya, berbicara tentang tindakan
● memberikan kontribusi besar karena bisa mewujudkan potensi yang ada pada dirinya
● tidak asing dengan situasi sulit

Kaitan AQ dengan pendakian, salah satu tugas utama kita sebagai orangtua adalah meyakinkan buah hati kita untuk mampu bertahan melewati semua tahapan kehidupan dengan segala problema dan dilematikanya. Selain itu, kita juga mampu meyakinkan kepada mereka bahwa segala sesuatu tidak bisa didapat secara instan. Segala sesuatu tidak terjadi secara tiba-tiba karena semua ada proses yang mengiringinya.

Salam Ibu Profesional,


/Tim Fasilitator Bunda Sayang/


πŸ“š Sumber bacaan :
  • Yoga, Miarti. Adversity Quotient, agar anak tak gampang menyerah. Tinta Medina


GAME LEVEL 3


TANTANGAN 10 HARI

PROJEK KELUARGA 
Salah satu aktivitas yang bisa kita jalankan di keluarga sebagai sarana belajar seluruh anggota keluarga dalam meningkatkan komunikasi keluarga, melatih kemandirian dan menstimulus kecerdasan adalah projek keluarga.

πŸ“Œ APA ITU PROJEK KELUARGA
Projek keluarga adalah aktivitas yang secara sadar dibicarakan bersama, dikerjakan bersama oleh seluruh atau sebagian anggota keluarga dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama pula.

πŸ“Œ CIRI-CIRI PROJEK KELUARGA
a. Fokus pada proses, bukan pada hasil
b. Sederhana
c. Menyenangkan
d. Mudah – Menantang
e. Memiliki durasi pendek

πŸ“Œ KOMPONEN PROJEK KELUARGA
a. Sasaran
SMART : Specific, Measurable, Achiveable, Reliable, Tangible
Maksimum 3 sasaran.
b. Sarana
Alat dan Bahan yang diperlukan.
Dana yang diperlukan ( apabila ada)
c. Sumber Daya Manusia
Penanggungjawab
Pelaksanan
d. Waktu
Jadwal Pelaksanaan
Durasi
e. Nama Projek
Berikan nama khusus terhadap projek yang dikerjakan keluarga.
πŸ“Œ BAGAIMANA CARANYA MEMANTAU PROJEK KELUARGA

Lakukan APRESIASI bukan EVALUASI
Apabila sudah menjalankan projek keluarga maka segera buat forum apresiasi keluarga diantara jeda projek tersebut, apabila projek memiliki durasi lebih dari 1 minggu – 1 bulan. Apabila projek hanya berdurasi 1-3 hari, maka lakukan pada akhir projek berjalan.
Anak-anak belum memerlukan evaluasi, yang kita lakukan hanya memberikan apresiasi saja, karena hal ini penting untuk menjaga suasana selalu menyenangkan dan membuat anak senantiasa bersemangat dalam mengerjakan projek selanjutnya.
Apabila ada hal-hal yang kita rasa penting untuk diperbaiki atau diubah strateginya, maka cukup anda catat saja, simpan dengan baik bersama satu file catatan projek ini, dan buka kembali saat kita dan anak-anak akan merencanakan projek berikutnya. Hal ini akan lebih membuat perencanaan kita lebih efektif, karena anak-anak akan melakukan perubahan menjelang melakukan projek, bukan diberitahu kesalahan setelah melakukan sebuah projek. Efek yang muncul akan sangat berbeda.

πŸ“Œ BAGAIMANA CARA MENGAPRESIASI
Perbanyaklah membuat forum keluarga saat sore ngeteh bersama, atau sepekan sekali saat akhir pekan. Di IbuProfesional, forum keluarga seperti ini terkenal dengan nama “MASTER MIND”. Bagaimana cara menjalankan master mind, ciptakan suasana yang santai di rumah, kemudian tanyakan 3 hal saja:
a. Ada yang punya pengalaman menarik selama menjalankan projek ini?
b. Apa yang sudah baik?
c. Minggu depan apa yang akan kita lakukan?

πŸ“Œ CONTOH PROJEK KELUARGA
Nama Projek : WARNAI DUNIA WARNAMU
Gagasan : Sudah 2 tahun cat tembok rumah tidak pernah berganti, kali ini anak-anak punya ide, dengan diskusi pertanyaan berikut, mengapa cat rumah itu kok satu warna? Bagaimana jika rumah itu warna-warni? Mengapa tidak kita cat tembok rumah kita warna warni?
Pelaksanaan : Tentukan durasi waktunya, misal hari Minggu, 26 Maret 2017, tentukan penanggungjawabnya (PIC), kasih jabatan misal “Jendral Cat Warna”. Berikan ruang sang jendral untuk mengambil keputusan terhadap segala tantangan yang muncul selama projek berjalan.
Nama Projek : SUNDAY LIBRARY
Gagasan : Anak-anak sangat senang membaca, banyak buku yang sudah terbaca, tidak dibaca lagi. Anak-anak ingin berbagi manfaat . Mengapa perpustakaan itu harus bentuk bangunan? Bagaimana jika perpustakaan itu bergerak dari satu tempat ke tempat lain? Mengapa tidak kita membuat perpustakaan keliling setiap minggu di event Car Free Day?
Pelaksanaan : Tentukan waktunya, setiap hari minggu, tentukan PIC mingguannya, kasih jabatan misal “Library man”, berikan ruang sang library man dan tim untuk menghadapi tantangan yang muncul selama projek berjalan

AMATI, TERLIBAT, TULIS

πŸ“Œ AMATI
Aspek Komunikasi Produktif
Bagaimanakah pola komunikasi anak-anak kita selama menjalankan sebuah projek?
Aspek KemandirianApakah sudah makin terlihat tingkat kemandirian anak-anak dalam mengerjakan projek?
Aspek Kecerdasan
Bagaimana cara anak meningkatkan rasa ingin tahunya? ( IQ), bagaimana cara anak mengelola emosi selama projek berjalan ?(Emotional Intellegence/EI), Bagaimana cara anak meningkatkan kebermanfaatan dirinya dengan projek tersebut? ( Spiritual Intellegence. SI), Bagaimana cara anak mengubah masalah menjadi peluang ( Adversity Intellegence,AI)

πŸ“Œ TERLIBAT
Dalam setiap projek yang dibuat libatkan diri kita, para orangtua, untuk menjadi bagian anggota tim, asyik menjalankan bersama sebagai pembelajaran. Belajarlah menjadi follower yang taat pada keputusan leader. Saat menyelenggarakan master mind, bergantilah peran menjadi fasilitator yang baik.

πŸ“Œ TULIS
Tulis pengalaman kita setiap hari baik cerita gagal maupu cerita sukses dalam menjalankan projek demi projek., baik cerita bahagia maupun cerita mengharubiru. Alirkan rasa anda setiap hari.
Selamat mengunci ilmu dengan amal anda


🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿

Materi sesi #3 Kuliah Bunda Sayang : PENTINGNYA MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK DEMI KEBAHAGIAAN HIDUP

● Senin 20 Maret 2017
🏑 Kelas Bunda Sayang Bandung #2
🎧 Diyah Amalia
πŸ“ Astarina Supradipta

Institut Ibu Profesional
Materi Bunda Sayang sesi #3

 PENTINGNYA MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK DEMI KEBAHAGIAAN HIDUP 

Dalam kehidupan ini ada dua kata yang selalu diinginkan manusia dalam hidup yaitu SUKSES dan BAHAGIA
☘ Makna SUKSES
Menurut D. Paul Reily dalam bukunya Success is Simple mendefinisikan sukses sebagai pencapaian yang berangsur-angsur meningkat terhadap suatu tujuan dan cita-cita yang berharga
Sedangkan menurut lela swell dalam bukunya Success mengemukakan pendapatnya bahwa sukses adalah peristiwa atau pengalaman yang kita akan mengingatnya sebagai pemuasan diri

☘ Makna BAHAGIA
Menurut Prof. Martin Selligman dalam bukunya Authentic Happiness mendefinisikan kebahagiaan hidup dalam tiga kategori :
A. Hidup yang penuh kesenangan (Pleasant Life )
Hidup yg penuh kesenangan, ialah kondisi kehidupan dimana pencarian kesenangan hidup, kepuasan nafsu, keinginan dan berbagai bentuk kesenangan lain nya, menjadi tujuan hidup manusia
Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat material.
B. Hidup nyaman ( Good Life)
Hidup yg nyaman, ialah kehidupan, dimana segala keperluan kehidupan manusia secara jasmani, rohani dan sosial telah terpenuhi.. Hidup yg aman, tentram, damai. Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat mental
C. Hidup Bermakna ( Meaningful Life)
Hidup yang bermakna, lebih tinggi lagi dari tingkat kehidupan yang nyaman, selain segala keperluan hidupnya telah terpenuhi, ia menjalani hidup ini dengan penuh pemahaman tentang makna dan tujuan kehidupan. Selain untuk diri dan keluarga nya, ia juga memberikan kebaikan bagi orang lain dan lingkungan sekitar. Rasa kebahagiaan yg timbul ketika banyak orang lain mendapatkan kebahagiaan karena usaha kita, pleasure in giving, kebahagiaan dalam berbagi. Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat spiritual
Untuk mencapai kategori hidup SUKSES dan BAHAGIA kita perlu memiliki berbagai macam kecerdasan hidup.

☘ KECERDASAN
Para ahli berpendapat untuk tidak membicarakan atau memberikan batasan yang jelas tentang kecerdasan. Karena kecerdasan itu merupakan status mental yang tidak memerlukan definisi. Para ahli lebih memusatkan perhatian pada perilaku kecerdasan seperti kemampuan memahami dan menyelesaikan masalah dengan cepat, kemampuan mengingat dan daya kreativitas serta imajinasi yang terus berkembang.

πŸ“šMACAM-MACAM KECERDASAN
A. Kecerdasan Intelektual (Intellectual Quotient)
Adalah kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar memahami gagasan, berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya.
Howard Gardner pakar psikologi perkembangan, menjelaskan ada sembilan macam kecerdasan manusia. Kecerdasan tersebut meliputi kecerdasan bahasa (linguistic), musik (musical), logika-matematika (logical-mathematical), spasial (spatial), kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic), intrapersonal (intrapersonal), interpersonal (interpersonal), naturalis (naturalits) dan eksistensial (existensial)
Indikator Kecerdasan Intelektual Anak

B. Kecerdasan Emosional (Emotional Intelleigence)
kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.
*Komponen-komponen dasar kecerdasan emosional adalah* :
1. Kemampuan Mengenali Emosi diri sendiri (kesadaran diri).
2. Kemampuan Mengelola Emosi.
3. Kemampuan Memotivasi Diri Sendiri (Motivasi).
4. Kemampuan Mengenali Emosi Orang lain (Empati).
5. Membina Hubungan Dengan Orang Lain (Ketrampilan sosial).
Indikator Kecerdasan Emosional Anak

C. Kecerdasan Spiritual ( Spiritual Intelligence)
Kemampuan untuk mengenal Allah dan memahami posisinya sebagai hamba Allah. Inilah yang disebut dalam agama sebagai fitrah keimanan.
Secara ilmiah Kecerdasan Spiritual pertama kali dicetuskan oleh Donah Zohar dari Harvard University dan Ian Marshall dari Oxford University, yang diperoleh berdasarkan penelitian ilmiah yang sangat komprehensif. Pada tahun 1977. Seorang Ahli Syaraf, V.S Ramachandran bersama timnya menemukan keberadaan God Spot dalam jaringan otak manusia dan ini adalah pusat spiritual (spiriitual center) yang terletak diantara jaringan syaraf dan otak.
Dari spiritual center ini menghasilkan suara hati yang memiliki kekmampuan lebih dalam menilai suatu kebenaran bila dibandingkan dengan panca indra.
πŸ“ŒAda Tiga prinsip dalam kecerdasan Spiritual yaitu :
- Prinsip Kebenaran
- Prinsip keadilan
- Prinsip kebaikan
Indikator Kecerdasan Spiritual Anak

D. Kecerdasan Menghadapi Tantangan (Adversity Intelligence)
Kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang.
πŸ“ŒAda tiga tipe menurut Stoltz yaitu :
1. Quitter , adalah orang-orang dengan Adversity Intelligence ( AI) yang rendah, bilamana bekerja dan ketemu masalah cenderung segera menghindar dan menyalahkan orang lain. Keluar (berhenti) dari apa yang sedang dikerjakannya dan membiarkan persoalannya berlarut2.
2. Campers itu orang dengan AI moderate, berusaha bekerja dengan baik. Meskipun demikian cenderung menghindari resiko, terutama berkaitan dengan resiko pribadi.
Jika bertemu halangan berusaha mengatasinya selama tidak beresiko. Jika tekanan terlalu besar, akan berhenti dan mencari aman. Kadang dengan mengulur2 menyelesaikannya.
3. Climbers , adalah orang2 dengan AI tinggi, yang berani menghadapi tantangan dan resiko, mengubah hambatan menjadi peluang, senantiasa fokus pada solusi.
Climbers percaya bahwa dirinya diciptakan untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik dan juga menaruh kepercayaan kepada orang lain bahwa mereka pada dasarnya baik dan dapat bekerja dengan baik
Indikator Kecerdasan Menghadapi Tantangan Anak

πŸ“Œ Kecerdasan Intellektual : Membuat anak pandai, sehingga bisa menjadi sarana meraih kebahagiaan hidup yang penuh kesenangan (pleasant life). Seperti masuk universitas ternama, mendapat pekerjaan dan jabatan yang tinggi. Memiliki rumah, mobil dan kesenangan materi yang lain.
πŸ“Œ Kecerdasan Emosional : membuat anak bisa mengenali dan mengendalikan emosi diri serta emosi orang lain. Kecerdasan ini sangat diperlukan agar seseorang bisa mencapai taraf kebahagiaan di ranah nyaman ( good life), karena kebutuhan jasmani, rohani dan spiritualnya terpenuhi.
πŸ“Œ Kecerdasan Spiritual : membuat hidup penuh arti, anak akan mampu memberi makna pada kehidupan, dan paham apa misi Allah menciptakan diri kita di dunia ini. Membuat anak berpikir secara luas makna sebuah kesuksesan. Hal ini akan mendorong anak-anak mencapai kebahagian hakiki yaitu kehidupan penuh makna (meaningful life).
πŸ“Œ Kecerdasan Menghadapi Tantangan : Menentukan seberapa tangguh anak ini untuk mencapai tingkat kebahagiaan hidup yang dia inginkan.

πŸ“š LATIHAN-LATIHAN-LATIHAN
Untuk melatih 3 materi yang sudah kita pelajari yaitu Komunikasi Produktif, Kemandirian, dan mengasah Kecerdasan ini, kita bisa menyelenggarakan Projek Keluarga. Mari kita pahami bersama apa itu projek keluarga.

 PROJEK KELUARGA 
Salah satu aktivitas yang bisa kita jalankan di keluarga sebagai sarana belajar seluruh anggota keluarga dalam meningkatkan komunikasi keluarga, melatih kemandirian dan menstimulus kecerdasan adalah projek keluarga.

πŸ“Œ APA ITU PROJEK KELUARGA
Projek keluarga adalah aktivitas yang secara sadar dibicarakan bersama, dikerjakan bersama oleh seluruh atau sebagian anggota keluarga dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama pula.

πŸ“Œ CIRI-CIRI PROJEK KELUARGA
a. Fokus pada proses, bukan pada hasil
b. Sederhana
c. Menyenangkan
d. Mudah – Menantang
e. Memiliki durasi pendek

πŸ“Œ KOMPONEN PROJEK KELUARGA
a. Sasaran
SMART : Specific, Measurable, Achiveable, Reliable, Tangible
Maksimum 3 sasaran.
b. Sarana
Alat dan Bahan yang diperlukan.
Dana yang diperlukan ( apabila ada)
c. Sumber Daya Manusia
Penanggungjawab
Pelaksanan
d. Waktu
Jadwal Pelaksanaan
Durasi
e. Nama Projek
Berikan nama khusus terhadap projek yang dikerjakan keluarga.
πŸ“Œ BAGAIMANA CARANYA MEMANTAU PROJEK KELUARGA

Lakukan APRESIASI bukan EVALUASI
Apabila sudah menjalankan projek keluarga maka segera buat forum apresiasi keluarga diantara jeda projek tersebut, apabila projek memiliki durasi lebih dari 1 minggu – 1 bulan. Apabila projek hanya berdurasi 1-3 hari, maka lakukan pada akhir projek berjalan.
Anak-anak belum memerlukan evaluasi, yang kita lakukan hanya memberikan apresiasi saja, karena hal ini penting untuk menjaga suasana selalu menyenangkan dan membuat anak senantiasa bersemangat dalam mengerjakan projek selanjutnya.
Apabila ada hal-hal yang kita rasa penting untuk diperbaiki atau diubah strateginya, maka cukup anda catat saja, simpan dengan baik bersama satu file catatan projek ini, dan buka kembali saat kita dan anak-anak akan merencanakan projek berikutnya. Hal ini akan lebih membuat perencanaan kita lebih efektif, karena anak-anak akan melakukan perubahan menjelang melakukan projek, bukan diberitahu kesalahan setelah melakukan sebuah projek. Efek yang muncul akan sangat berbeda.

πŸ“Œ BAGAIMANA CARA MENGAPRESIASI
Perbanyaklah membuat forum keluarga saat sore ngeteh bersama, atau sepekan sekali saat akhir pekan. Di IbuProfesional, forum keluarga seperti ini terkenal dengan nama “MASTER MIND”. Bagaimana cara menjalankan master mind, ciptakan suasana yang santai di rumah, kemudian tanyakan 3 hal saja:
a. Ada yang punya pengalaman menarik selama menjalankan projek ini?
b. Apa yang sudah baik?
c. Minggu depan apa yang akan kita lakukan?

πŸ“Œ CONTOH PROJEK KELUARGA
Nama Projek : WARNAI DUNIA WARNAMU
Gagasan : Sudah 2 tahun cat tembok rumah tidak pernah berganti, kali ini anak-anak punya ide, dengan diskusi pertanyaan berikut, mengapa cat rumah itu kok satu warna? Bagaimana jika rumah itu warna-warni? Mengapa tidak kita cat tembok rumah kita warna warni?
Pelaksanaan : Tentukan durasi waktunya, misal hari Minggu, 26 Maret 2017, tentukan penanggungjawabnya (PIC), kasih jabatan misal “Jendral Cat Warna”. Berikan ruang sang jendral untuk mengambil keputusan terhadap segala tantangan yang muncul selama projek berjalan.
Nama Projek : SUNDAY LIBRARY
Gagasan : Anak-anak sangat senang membaca, banyak buku yang sudah terbaca, tidak dibaca lagi. Anak-anak ingin berbagi manfaat . Mengapa perpustakaan itu harus bentuk bangunan? Bagaimana jika perpustakaan itu bergerak dari satu tempat ke tempat lain? Mengapa tidak kita membuat perpustakaan keliling setiap minggu di event Car Free Day?
Pelaksanaan : Tentukan waktunya, setiap hari minggu, tentukan PIC mingguannya, kasih jabatan misal “Library man”, berikan ruang sang library man dan tim untuk menghadapi tantangan yang muncul selama projek berjalan

AMATI, TERLIBAT, TULIS

πŸ“Œ AMATI
Aspek Komunikasi Produktif
Bagaimanakah pola komunikasi anak-anak kita selama menjalankan sebuah projek?
Aspek KemandirianApakah sudah makin terlihat tingkat kemandirian anak-anak dalam mengerjakan projek?
Aspek Kecerdasan
Bagaimana cara anak meningkatkan rasa ingin tahunya? ( IQ), bagaimana cara anak mengelola emosi selama projek berjalan ?(Emotional Intellegence/EI), Bagaimana cara anak meningkatkan kebermanfaatan dirinya dengan projek tersebut? ( Spiritual Intellegence. SI), Bagaimana cara anak mengubah masalah menjadi peluang ( Adversity Intellegence,AI)

πŸ“Œ TERLIBAT
Dalam setiap projek yang dibuat libatkan diri kita, para orangtua, untuk menjadi bagian anggota tim, asyik menjalankan bersama sebagai pembelajaran. Belajarlah menjadi follower yang taat pada keputusan leader. Saat menyelenggarakan master mind, bergantilah peran menjadi fasilitator yang baik.

πŸ“Œ TULIS
Tulis pengalaman kita setiap hari baik cerita gagal maupu cerita sukses dalam menjalankan projek demi projek., baik cerita bahagia maupun cerita mengharubiru. Alirkan rasa anda setiap hari.
Selamat mengunci ilmu dengan amal anda,

Salam Ibu Profesional,


/Tim Fasilitator Bunda Sayang/


Sumber Bacaan :
  • Stoltz, Paul G, PhD, 1997 Adversity Quotient, Mengubah hambatan menjadi Peluang, Jakarta , Grasindo
  • Melva Tobing, MPsi, Daya Tahan Anak Hadapi Kesulitan, Jakarta.
  • D. Paul Reily , “Success is Simple”, Gramedia, Jakarta
  • Lela Swell, Success, Grasindo, Jakarta
  • Martin Selligman, Authentic Happiness, Jakarta





Sesi Tanya Jawab
1. maesaroh
Mengenai pembuatan project family. Kalau pada konsepnya bersama suami juga anak (tapi kan anak masih belum ngeh betul) karena usia masih 29blan. Tapi pada praktiknya dilakukan hanya ibu dan anak itu mengurangi manfaatnya ga?
Kalau project family dan anak masih bayi itu gimana bagusnya?
Jawab :
Ketika kita membahas proyek keluarga, seoptimal mungkin semua terlibat dari awal sampai akhir. Mulai dari persiapan, pelaksanaan dan penutupan. Karena, proyek keluarga ini, selain sebagai sarana untuk melakukan aktivitas bersama yang terencana, juga memuat kedekatan hati yang mendalam antar anggota keluarga; orang tua dan anak. Seoptimal mungkin prosesnya bisa dilakukan full tim.
Anak-anak tetap dilibatkan berapapun usianya. Berikan porsi yang sesuai dengan usia dan kemampuannya. Mulai dari proyek-proyek sederhana.
Bayi tetap dilibatkan dalam proses proyek keluarga, meski belum punya tugas apapun. Mereka akan menyimak dan merasakan proses yang terjadi. Mereka bisa menyerap banyak hal dari telinga dan hatinya
πŸ“ Tambahan informasi dari Narsum :
Saya ingat, satu waktu pernah ikut diskusi dengan nara sumber pak Dodik. Anak saya ikut masuk kelas karena belum mau bermain di kids corner. Waktu itu usianya 3 tahunan. Dia ikut mendengarkan diskusi sampai tertidur. Pak Dodik bilang, "wah, anak ini menyerap banyak ilmu" sambil memperhatikan anak saya.
Nah dari situ saya sedikit demi sedikit memahami bahwa anak, meski terlihat belum paham apa yang kita lakukan, mereka tetap menyerap hal-hal di sekitarnya. Apalagi jika suasananya menyenangkan dan mudah masuk ke dirinya.
2. asri/indah
teh idealnya nih kalau projek keluarga itu rentang waktunya berapa lama? Terus kalau overlap projek keluarga jangka pendek sama jangka panjang gimana?
Jawab :
Itu mengikuti ritme masing-masing keluarga. Bisa mulai proyek sederhana 1 hari atau 3 hari.
Jadwalnya bisa disesuaikan di setiap keluarga. Bisa juga memakai skala prioritas 
3. asta
Teh klo prakteknya bikin family project itu discreening dlu kah kebutuhan atau kecerdasan anak apa yg akan digali? Atau lsg saja yg terpikirkan trus nti baru di apresiasi atau evaluasi gt?
Jawab :
Kalau sesuai materi #3 ini, kita sambungkan antara komprod, kemandirian dan kecerdasan.
Ide proyeknya bisa digali dari semua anggota keluarga. Kemudian dibuat prioritas, mana dulu yang mau dilakukan 
4. Ratih
Apakah harus selalu dibuat prioritas, Teh Diyah? Apakah memungkinkan jika ketiga hal tsb (komprod, kemandirian dan kecerdasan) ada di 1 proyek?
Jawab :
Iya teh Ratih. Kalau tidak ada prioritas, jika ide yang terkumpul banyak, apakah akan dilakukan semua bareng-bareng?
1 proyek nyambung komprod, kemandirian dan kecerdasan, apakah mungkin? ▶ ini tantangannya πŸ˜